Tanggapan BPOM dan Kemenkes Terhadap Musibah Injeksi Bupivacain. Setelah beredar kabar pesan berantai mengenai kejadian tidak diinginkan. [Baca : Beredar Pesan Berantai Obat Bupivacain Menewaskan 3 Pasien di Lampung]
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menanggapi hal ini melalui akun twitter resminya.
Selamat siang Sahabat BPOM, berikut kami sampaikan penjelasan tentang kejadian tidak diinginkan terkait bupivacain injeksi #KTDBupivacain
— Badan POM RI (@BPOM_RI) April 7, 2016
1. Diberitakan ada kejadian tdk diinginkan ttg dugaan penggunaan Bupivacain Injeksi di RS. Mitra Husada, Pringsewu, Lampung #KTDBupivacain
2. BPOM RI menyatakan prihatin atas terjadinya KTD dugaan Bupivacain Injeksi yg sebabkan pasien meninggal dunia #KTDBupivacain
3. Hingga saat ini BPOM RI belum menerima informasi dr RS & instansi terkait, ttp kami telah & masih lakukan investigasi #KTDBupivacain
4. Investigasi dilakukan dgn memeriksa tempat kejadian utk dapatkan data & fakta kronologis kejadian sebenarnya #KTDBupivacain
5. BPOM RI tlh ambil cth Bupivacain Injeksi di tpt kejadian termasuk sarana distribusi di wil. Lampung dlm rangka uji mutu #KTDBupivacain
6. BPOM RI sedang lakukan audit komprehensif ke sarana produksi yang memproduksi Bupivacain Injeksi #KTDBupivacain
7. Berdasarkan data BPOM RI, 2 jenis Bupivacain Injeksi diproduksi oleh 10 industri farmasi #KTDBupivacain
8. Utk selanjutnya BPOM RI akan berikan informasi ttg perkembangan hasil investigasi mutu dan farmakovigilans terkait #KTDBupivacain injeksi
9. Keterangan lebih lanjut silahkan hubungi @HaloBPOM1500533 atau di nomor telepon 1500533, dan SMS di 081219999533 #KTDBupivacain
Sedangkan Kemenkes mengeluarkan surat edaran untuk menghentikan sementara penggunaan injeksi bupivacain spinal generik buatan Bernofarm.
“Betul ini untuk mencegah yang tidak diinginkan,” ujar Dirjen Pelayanan Kesehatan dr Bambang Wibowo, SpOG(K) MARS saat dihubungi, Kamis (7/4/2016) dikutip dari detik.com.
“Jadi ini bukan menarik, tapi agar penggunaan di rumah sakit dihentikan sementara,” imbuhnya sembari mengatakan edaran dikeluarkan pada Rabu (6/4) malam.
dr Bambang belum bersedia menjelaskan secara detail hal seperti apa yang hendak dicegah. Dia hanya membenarkan telah mendengar kasus 3 pasien yang meninggal setelah mendapat injeksi bupivacain spinal.
“Kasus yang disebutkan tadi baru dugaan (meninggal karena injeksi bupivacain spinal). Makanya kita sampaikan edaran untuk dihentikan sementara penggunaannya, kita telusuri, sampai terbukti. Jangan sampai ada (pasien) yang jatuh lagi,” tambahnya.
Berikut adalah surat edaran resmi baik dari BPOM maupun Kemenkes