Melalui Pelatihan Kepemimpinan, ISMAFARSI Mencetak Generasi Emas. ISMAFARSI ( Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia) mencetak golden generation dalam event nasional Indonesian pharmaceutical leadership forum (IPLF) yang berlangsung selama 3 hari (18 Februari – 20 Februari) bertempat di hotel Mona Plaza, Pekanbaru, Riau. Acara ini bertemakan “Pharmaceutical Unite and Contribute to The Country” yang di ikuti oleh 83 peserta dari 39 Lembaga eksekutif mahasiswa di seluruh Indonesia.
83 kader tersebut telah melewati 2 tahap seleksi sampai akhirnya bisa menjadi delegasi IPLF membawa almamater kebanggaan masing-masing. Seleksi tahap satu adalah pengisian formulir pendaftaran dan motivation letter. Bagi delegasi yang lolos dalam tahap satu langsung mengikut tahap selanjutnya yakni membuat essay tentang isu kefarmasian, keadaan masing-masing lembaga eksekutif mahasiswa yang bersangkutan dan kabinet ideal bagi ISMAFARSI.
Hari pertama pelaksanaan IPLF ini para delegasi melaksanakan screening, yakni para delegasi di berikan pertanyaan oleh badan pengawas dan badan pengurus harian ISMAFARSI seputar keismafarsian, pengembangan diri, isu kefarmasian, keadaan LEM yang bersangkutan dan kabinet ideal bagi ISMAFARSI. Dalam screening tersebut setiap delegasi mengemukakan pendapat masing-masing, sejauh mana pegetahuan mereka dan prospek pemikiran para delegasi kedepannya demi kemajuan ISMAFARSI dan Farmasi di masa depan.
Malam harinya setelah screening, para delegasi diberikan materi tentang self branding dan melesat menjadi Mapres (mahasiswa berprestasi). Materi ini di berikan oleh Mapres Universitas Riau yakni Teguh Pambudi. Dalam materi ini beliau menyampaikan banyak hal terutama bagaimana langkah-langkah untuk menjadi mapres. Selain itu beliau juga memberikann rumus untuk menggali potensi diri, yakni :
Passion + Vision + Mission+ Take action = Potensi
Hari kedua acara IPLF ini dibuka dengan pretest, yakni setiap peserta di berikan soal seputar ISMAFARSI dan pengembangan diri oleh badan pengawas dan badan pengurus harian. Lalu dilanjutkan dengan materi kontektualisasi peran dan partisipasi ISMAFARSI terhadap peningkatan mutu kefarmasian Indonesia yang disampaikan oleh ketua APTFI, Prof. Daryono Hadi Tjahjono, Msc, Apt.
Pada materi ini pak Daryono lebih banyak membahas tentang kesiapan farmasis menghadapi MEA jika dilihat dari kenyataan farmasis hari ini. Beliau juga banyak memberikan perbandingan keadaan farmasis di Indonesia dengan negara lain sebagai pacuan untuk farmasis Indonesia kedepannya.
Materi ketiga yang tidak kalah menarik adalah materi tentang ideologi politik, strategi dan taktik yang di sampaikan oleh pembicara yang sangat luar biasa yakni anggota DPD/MPR RI ibu Intsiawati ayu,SH.,MH. Beliau mengulas setiap materi dengan sangat baik dan menakjubkan sehingga para delegasi sangat antusias dengan apa yang beliau sampaikan, salah satu dari beberapa kalimat yang begitu mengesankan adalah “organisasi adalah kumpulan orang- orang yang bertujuan untuk mencapai maksud tertentu, untuk mencapai maksud tertentu dibutuhkan politik, jadi berorganisasi sama halnya dengan berpolitik”.
Selain materi di atas, para peserta juga diberikan pengetahuan tentang advokasi media oleh Perhimpunan Wartawan Indonesia bapak Saparudin Koto, SH. Materi terakhir disampaikan oleh sekretaris jendral PP IAI, Noffendri,S.Si.,Apt. beliau mengangkat tema yang cukup menarik “Apa Kabar Apoteker Indonesia?” Dalam materi ini beliau lebih banyak mengulas tentang solusi yang seharusnya di terapkan agar apoteker sadar dengan kewajiban mereka masing-masing.
Selain pemberian materi, dalam acara IPLF ini banyak di lakukan focus group discussion setiap delegasi bisa saling berbagi pengetahuan dan pengalaman masing-masing untuk saling memotivasi dan membangun. Tidak kalah dengan pemberian materi dan diskusi, para delegasi di berikan kertas yang berisi kolom yang harus di isi dengan planning hidup para delegasi kedepannya, sesi ini dipimpin oleh sekertaris jendral ISMAFARSI luar biasa, Ridho Muhammad Sakti. Beliau banyak memberikan inspirasi dan memotivasi para delegasi agar tidak takut bermimpi dan menuliskan mimpi dan harapan mereka bahkan mengungkapkannya di dalam forum.
Kegiatan IPLF diakhiri dengan kegiatan outbond. Peserta yang berasal dari seluruh Indonesia diberi tantangan mengunjungi 5 pos di seluruh penjuru kota Pekanbaru. Akhirnya pada sesi penutupan IPLF peserta melakukan Ikrar Mahasiswa Farmasi Indonesia yang bertujuan untuk menunjukkan komitmen peserta dalam berkontribusi untuk kemajuan Farmasi dan Indonesia.
Laporan dari Nisa Amila Rodhiya, peserta IPLF, Universitas Setia Budi.