Saat ini Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti akan mengusut kasus pembuat dan penyebar foto editan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika mengunjungi Suku Anak Dalam (30/10). Fakta pertemuan Presiden Jokowi dengan Suku Anak Dalam di Jambi diputarbalikkan lewat foto.
Dalam foto tersebut ada 2 foto dalam kondisi tidak menggunakan baju dan lengkap berbaju. Di kedua foto itu kemudian dilingkari dengan warna yang berbeda. Dilansir detik.com (2/11), Isu miring diarahkan ke Presiden Joko Widodo terkait pertemuannya dengan Suku Anak Dalam. Di dunia maya, beberapa oknum netizen membuat isu bahwa pertemuan Jokowi dan Suku Anak Dalam itu hanya settingan belaka. Namun, isu yang menyebar di dunia maya itu ternyata justru sangat jauh dari fakta. Ada oknum netizen yang mencoba untuk memutar balikkan fakta.
Sebelumnya akun twitter Lanang Sawah mencoba mengklarifikasi terhadap foto yang beredar di media sosial (1/11). Apakah Tulisan Ini yang Dianggap Putar Balikan Fakta dan Akan Diusut Kapolri?
Ketika Wartawan Tak Bernyali Memberikan Kebenaran & Fakta Foto Pertemuan Presiden dengan SAD (Suku Anak Dalam)?
Izinkan saya cerita soal foto kunjungan Pak @jokowi ke Suku Anak Dalam
6 Dari foto ini, yang baju batik, yang dihebohkan kawans, itu Babinsa sekaligus penerjemah bahasa kaum SAD pic.twitter.com/9cZc5IF8k6
— Lanang Sawah (@eae18) November 1, 2015
Lokasi tempat pertemuan Pak Jokowi dengan Suku Anak Dalam, memang bukan hunian SAD. Rumah yang tertera di gambar yg disediakan Mensos. Jarak lokasi pertemuan dengan lokasi Suku Anak Dalam (SAD) sekitar 800 M. Dari foto ini, yang baju batik, yang dihebohkan kawan, itu Babinsa sekaligus penerjemah bahasa kaum SAD. Dan dari foto bawah, memang hanya ada dua yang bukan bagian dari anggota SAD, Pak Jokowi dan Babinsa (baju batik)
14 Pertemuan SAD di gambar ini, bukan di lokasi hunian SAD. Jarak dari hunian sekitar 800 m. Ini perkebunan sawit pic.twitter.com/V4aCJMjNEg — Lanang Sawah (@eae18) November 1, 2015
Harus diakui secara jujur, lokasi pemotretan pertemuan presiden dan SADbukan di lokasi hunian rimba SAD. Media tak jelaskan soal ini? Padahal media-media mainstream diajak untuk meliput secara langsung pertemuan presiden dan SAD. Kalau media jujur, harusnya dijelaskan lokasi pertemuan tidak di lokasi hunian SAD! Ini perkebunan sawit.
Ada kawan Kompas, TVoNE dan media-media mainstream yang hadir pada pertemuan presiden dan SAD. Sebagai pewarta, mereka berhak jujur!
Kesalahan yang fatal pada media. Kalau presiden dan jajarannya, tentu punya cara untuk membangun imej. Media harus berdiri di pilar fakta! Berita adalah fakta! Jika berita keluar dari fakta, ia masuk dalam ranah fiksi. Ranah fiksi itu wilayah para pengarang!
Jika wartawan tak punya nyali memberi kabar kebenaran, ia tak ubahnya manusia tanpa ruh! Ia seperti mayat-mayat hidup! Memang serba dilematis. Wartawan yg diajak rombongan pejabat negara, ada etika yang tak tertulis: Harus menulis sisi baik bukan sisi buruk?
Jadi hak presiden dan jajarannya ingin dicitrakan baik karena ini terkait kebijakan negara. Tapi pers, punya tanggungjawab ke area publik. Jika wartawan tak punya nyali memberi kabar kebenaran, ia tak ubahnya manusia tanpa ruh. Ia seperti mayat-mayat hidup
Memang serba dilematis.Wartawan yg diajak rombongan pejabat negara, ada etika yang tak tertulis: harus menulis sisi baik bukan sisi buruk. Biasanya wartawan yang diajak kunjungan presiden yang ngepos di istana. Mereka rata-rata sudah senior. Senior dlm makna sudah lama ngepos
Soal wartawan yang ngepos di istana, tentu kawan @AndiArief_AA tahu dan paham. Mas Osdar (Kompas) pun paham. Tiga presiden di Istana. Sekali lagi, tulisan saya di Kompas, menemukan pembenarannya. Idealisme: Kuburan Massal Kaum Jurnalis bit.ly/1HcBIGy
33 poin kutwit saya soal kunjungan presiden bertemu dengan SAD, sebelum saya kultwit, sudah saya konfirmasi ke Mas @pramonoanung. Kultwit saya, tak terkait suka dan tak suka ke Pak @jokowi. Saya menyayangkan sikap media yang tak jernih menguar fakta
Oleh: Lanang Sawah: chirpstory.com/li/291277
Tulisan ini muncul setelah beredar luas foto di media sosial. Jadi saat ini pihak kepolisian sedang mencari pengedit fotonya. Bagi bidhuaners berhati-hatilah dalam mengkritik, usahakan pastikan fakta sebenarnya terlebih dahulu sebelum berkomentar.