Menganggap media nasional tidak menjadikan berita utama atas tebalnya kabut asap di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Netizen mulai menjadikan media sosial sebagai sarana untuk sindir media cetak dan elektronik yang lebih mementingkan mengangkat berita yang menghasilkan keuntungan semata.
Derita Karena Asap Memuncak Netizen Ungkap Kekesalannya Lewat Medsos. Beberapa akun facebook berhasil memperoleh simpatik dari Netizen lainnya dengan membantu menyebarkan tulisannya. Seperti contohnya Eni Sofhia Harahap yang menyindir media lebih senang memberitakan selebritis sampai berhari-hari.
Hari ini kalimantan, Inhil, Palembang JambI dan Riau dalam kondisi udara terparah dalam sejarah kabut asap di Indonesia, ISPA Jambi hari ini sampai di angka 601,berarti 2 kali lipat dari ambang batas bahaya yg ada di angka 300an.
Saya tidak tahu bagaimana cara bisa bertahan,Saya tidak tahu bagaimana cara bayi2 dan anak2 “bisa bernafas”. Sementara kasus ISPA trus brtmbah, Jika tdk ada satu tindakan yg di ambil maka bukan tidak mngkn berita selanjutnya yg kita dengar dari kalimantan, inhil, Palembang,Jambi,Pekanbaru adlh bayi2 yg tidak bernyawa,anak2 yg dlm kondisi kritis.
Sayang sungguh sayang informasi ini smpai sekarang belum jadi berita utama media Nasional. Alhasil org2 di luar Sumatera menganggap tdk terjadi apa2. Kawan-kawan,kita tdk bisa turun ke jalan mengumpulkan sumbangan, Tdk bisa mengumpulkan pakaian layak pakai,beras,indomie,popok, pembalut seperti saat kita berteriak: SAVE GAZA, SAVE ACEH, SAVE JOGJA dll.
Bencana asap beda dgn bencana lainnya yg korban bisa di ungsikan, bisa dilihat lukanya, traumanya, kesedihannya, kematiannya. Tidak, tidak seperti itu, di penderitaan karna asap semuanya terjadi pelan2. tdk ada rumah rusak, jembatan ambruk, sekolah runtuh, masjid atau surau yg roboh. Sehingga kita tdk bisa nyumbang genteng atau paku, arsitek dan ahli bangunan tdk bisa bantu, ahli sanitasi utk air bersih atau WC tak berguna.
Satu2nya cara yg bisa kita lakukan hanya berdoa dan BERTERIAK TERUS MENERUS DI MEDIA SOSIAL, SEBARKAN, SEBARKAN, SEBARKAN.
Usaha ini kita lakukan bukan utk menjatuhkan siapapun, bkn utk menjelekkan siapapun, kita mengadu dan meminta kepada PRESIDEN JOKOWI yang terhormat karena beliaulah yg bisa memerintahkan siapapun yg punya kemampuan di Indonesia ini utk bertindak, berbuat dan bekerja dengan cepat dan beliau jg yg punya kuasa utk mengeluarkan berapapun anggran yg mencukupi utk menyelesaikan masalah ini.
Mohon maaf bagi yg tidak suka dgn tulisan ini. jika anda peduli tolong bantu share agar sampai ke istana.
Status yang dibuat 4 Oktober lalu telah dishare lebih dari 29 ribu kali. Bukan hanya itu, seorang dokter yang dikabarkan saat ini praktek di daerah kabut asap, percakapannya di upload oleh temannya di media facebook.
Jelas bahwa saat ini telah banyak pasien yang terkena ISPA akibat asap yang masuk rumah, anak-anak dan balita sudah banyak yang dirawat karena pneumonia, herannya media-media nasional tidak dijadikan headline. Rekan-rekannya hanya tau melalui media sosial.
Hampir 2 bulan ini mereka dibunuh secara pelan-pelan oleh asap, bingung untuk bisa mengungsi kemana dan tidak semua orang punya uang untuk mengungsi.
Nampaknya media nasional telah tutup mata ketika melihat gejala di media sosial saat ini. Bagaimana menurut bidhuaners?