Akun facebook Dudi Hermawan yang sempat menghebohkan Netizen karena pernyataan yang menghina Presiden Jokowi yang akan menebas kepala Presiden Jokowi pada statusnya tanggal 20 Juli 2014, pukul 23.13 WIB. Akhirnya meminta maaf ketika di kunjungi wartawan Baranews.co dan rekan alumninya Yohanes Sidabutar.
Video dan Pernyataan Permintaan Maaf Dudi Hermawan Penghina Jokowi juga tersebar di media youtube dengan beberapa akun yang menguploadnya. Dalam video ini nampak Dudi meminta maaf dan menyesal. Selain itu, maksud dari kedatangan wartawan dan rekannya untuk memperbaiki kembali jalinan solidaritas kebangsaan agar bersatu membawa bangsa lebih maju dan lebih hebat lagi.
https://www.youtube.com/watch?v=TeTF67AiH9E
Berikut adalah hasil reportase dari baranews.co.
Sabtu, 25 Juli 2015, pukul 07.00 WIB, seorang rekan alumni, Yohanes Sidabutar, meminta saya menemui Dudi Hermawan. Dudi adalah teman Yohanes saat kerja di salah satu perusahaan asing di Karimun, Kepri. Yohanes khawatir keselamatan Dudi yang sedang dicari keberadaannya seperti sedang ramai terbaca di lini masa Facebook.
Bersama seorang rekan wartawan Baranews.co, Thamrin Pasaribu, saya meluncur ke alamat rumah Dudi Hermawan di bilangan Batam Center, Kepri. Agenda menjemput Boni Hargens di Bandara Hang Nadim terpaksa dibatalkan.
Jam menunjukkan pukul 08.30 WIB. Kami meluncur ke arah Simpang Kabil. Tidak jauh dari Simpang Kabil, nampak pintu gerbang perumahan berwarna putih. Pintu gerbang ini tampak dari pinggir jalan besar Jalan Jenderal Sudirman. Tidak jauh dari gerbang perumahan itu, sekitar 500 meter, nampak rumah bertipe 45 berderet. “Itu rumahnya, di ujung yang terlihat spanduk,“ ujar John, tetangga Dudi Hermawan sambil menunjuk rumah berpagar hitam.
Kami berjalan kaki kira-kira sepelemparan batu saja jaraknya. Rumah berpagar hitam dengan dinding rumah bercat oranye itu tampak sepi dan tertutup rapat. Kami mencoba menelepon nomor handphone Dudi yang kami dapat dari seorang sahabatnya. Clelaka,handphone-nya tidak aktif.
Saya mencoba mendongak ke balik pagar, sepertinya ada penghuni. Saya menekan bel di sudut pagar. Seorang pria berkaos hijau, bercelana wearpack biru tua membuka pintu rumah dan berjalan menemui kami. Wajahnya tidak asing lagi. Pria berperawakan bongsor, berjambang lebat ini pasti Dudi Hermawan terlihat persis sama dengan fotonya di Facebook.
“Saya Birgaldo Sinaga dan ini Thamrin Pasaribu, boleh kami masuk, Mas,” kata saya. Dudi nampak gugup. Sepertinya dia terkejut dengan kedatangan dua orang tamu yang tidak dikenalnya. “Kami wartawan Baranews.co dan juga relawan Bara JP, relawan Jokowi,” bujuk saya setelah melihat bahasa tubuhnya yang sepertinya enggan membuka pintu. “Oh iya, Pak..mari ..monggo masuk,” balas Dudi dengan gugup.
“Silahkan duduk, Pak, maaf berantakan,” ujar Dudi sambil mempersilahkan kami duduk di teras rumahnya. Di samping teras, ada sebuah kamar praktik dokter umum. “Istri saya membuka praktik dokter, Pak, semua orang boleh berobat, tidak dipungut biaya,” ujar Dudi sedikit promosi.
Sebelum menuju rumahnya, kami telah mempersiapkan skenario terburuk. Ancaman akun Facebook Dudi kami tangkap sebagai karakter Dudi yang radikal garis keras. Wajahnya yang berjambang lebat dengan tanda hitam di dahinya sedikit banyak memberi persepsi yang menakutkan bagi kami. Saya memberi kode kepada Thamrin Pasaribu untuk bersiap jika ada sesuatu yang tidak diharapkan terjadi.
Apa yang kami khawatirkan ternyata keliru. Dudi ternyata bukan sosok sangar seperti persepsi kami yang terbangun dari status akun ancaman dan penampilan fisiknya. Dudi bersama istrinya membuka pengobatan gratis untuk semua orang. Baik muslim maupun non muslim. “Ini hanya bentuk ladang bakti kemanusiaan kami Pak,” ujar Dudi menjelaskan proyek kemanusiaan membuka klinik pengobatan gratis di rumahnya.
“Silahkan Pak beri tahu siapa saja berobat kemari, semua gratis,” sambung Dudi yang beristrikan seorang dokter.
***
Setelah berbasa-basi sejenak, saya langsung menyampaikan maksud kedatangan kami sebagai relawan Bara JP. “Mas Dudi langsung saja ya, status Anda kemarin telah membuat netizen heboh. Anda sekarang sedang dicari.” Banyak orang marah dan tidak bisa menerima ancaman Anda terhadap Presiden Jokowi. Anda mengancam akan memenggal kepala Presiden Jokowi. “Sebagai relawan Jokowi, kami ingin mencari tahu dengan berjumpa langsung dengan Anda,” kataku sambil meminta izin wawancara ini boleh direkam.
Halaman berikutnya