Penjelasan dan Prosedur Skrining Resep yang harus Apoteker Tahu

0
23666
Penjelasan dan Prosedur Skrining Resep yang harus Apoteker Tahu
Penjelasan dan Prosedur Skrining Resep yang harus Apoteker Tahu

Bidhuan.id – Skrining resep adalah salah satu bagian pelayanan yang berasal dari kefarmasian di apotek atau rumah sakit yang berfungsi untuk mengurangi kesalahan saat memberikan obat kepada pasien. Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan pengobatan rasional kepada penderita penyakit. Anda harus tahu bahwa resep yang diberikan oleh dokter terhadap pasien harus diperiksa terlebih dahulu. Apalagi saat ini ada banyak jenis obat yang bisa diberikan kepada pasien. Skrining seperti ini dilakukan oleh Apoteker setelah pasien menerima hasil diagnosa dari dokter. Prosedur yang diterapkan pada saat melakukan skrining juga harus maksimal.

Pemberlakukan prosedur seperti ini akan memudahkan pasien mendapatkan obat yang sesuai dengan kebutuhan klinisnya. Selain itu, hal ini juga mengurangi kesalahan penetapan jenis obat yang akan dikonsumsi hingga jumlah dosis yang dibutuhkan. Sehingga proses ini membutuhkan waktu yang cukup untuk mendapatkan kebutuhan obat yang sangat sesuai dengan kondisi pasien. Apalagi prosedur yang diterapkan kepada apoteker juga harus dijalankan dengan sangat baik untuk menghindari berbagai masalah berkaitan dengan obat yang akan dikonsumsi.

Seperti Apa Prosedur skrining resep ?

Prosedur skrining resep
Prosedur skrining resep

Prosedur skrining resep yang dilakukan apoteker biasanya memiliki beberapa tahapan. Tahapan prosedur itu terdiri dari:

  1. Penyesuaian persyaratan administrasi saat melakukan skrining resep

Saat melakukan prosedur ini, biasanya apoteker akan melakukan penerapan persyaratan administrasi. Biasanya persyaratan adminsitrasi ini akan menjadi bukti legal terhadap resep yang telah dikeluarkan oleh dokter. Sehingga obat yang diberikan kepada pasien juga memberikan manfaat yang sangat maksimal. Persyaratan administrasi yang harus ada di dalam resep saat diberikan kepada pasien biasanya terdiri dari:

  • Nama, SIP atau Surat Ijin Praktek dan alamat dokter yang memberikan resep
  • Resep ini juga harus memiliki tanggal yang sesuai dengan pemeriksaan
  • Dokter harus mencantumkan tanda tangan secara jelas
  • Resep ini juga harus memiliki keterangan pasien seperti nama, alamat, jenis kelamin, usia hingga berat badan
  • Biasanya resep ini juga memiliki informasi tambahan tentang cara pemakaian dan dosis yang diberikan secara jelas
  • Beberapa dokter juga biasanya memberikan catatan tambahan untuk keterangan yang dibutuhkan apoteker
  1. Prosedur farmasetik yang diberikan melalui resep itu

Prosedur ini biasanya dilakukan untuk melakukan pemeriksaan fisik maupun informasi tambahan yang dimiliki oleh obat itu. Hal ini diterapkan untuk memudahkan pemberian obat dengan komposisi dan pilihan jenis yang sesuai terhadap saran dokter. Beberapa penyesuaian farmasetik yang diberikan pada resep ini terdiri dari:

  • Bentuk ketersediaan obat yang biasanya disesuaikan dengan stok di apotek
  • Dosis obat yang tertera pada informasi dengan kesesuaian pada saran dokter melalui resep
  • Potensi obat yang sebenarnya hingga pemberian penjelasan dari dokter melalui resep
  • Stabilitas obat yang diberikan sehingga memberikan kemudahan terhadap konsumsi pasien dalam waktu yang cukup lama
  • Cara dan pemberian obat dalam jangka waktu tertentu. Hal ini sangat dibutuhkan pada pasien saat mengkonsumsi obat.
  1. Mempertimbangkan secara klinis terhadap seluruh resep dokter yang diberikan

Skrining resep pada prosedur ini akan disesuaikan melalui pertimbangan secara klinis. Biasanya hal ini akan meliputi efek samping, interaksi terhadap pasien hingga keterangan dosis yang memang dibutuhkan pasien. Biasanya apoteker juga melakukan konsultasi kepada dokter bila ditemukan keraguan pada beberapa bagian jenis obat yang diberikan. Bahkan, beberapa apoteker juga menerapkan pilihan lainnya bila jenis obat yang diberikan kurang sesuai dengan kondisi pasien.

  1. Konsultasi tambahan kepada dokter

Apoteker juga memiliki kewajiban untuk melakukan konsultasi tambahan kepada dokter pemberi resep bila diperlukan. Hal ini biasanya dilakukan dengan kondisi jumlah dan jenis obat yang tersedia di apotek. Selain itu, kondisi kesehatan dan penyakit yang diderita pasien juga menjadi pertimbangan penting saat akan mendapatkan jenis obat yang diperlukan. Hal ini untuk menghindari efek samping atau kemungkinan terburuk bila mengkonsumsi dalam waktu yang cukup lama.

Baca juga: Izin Apotek Akan dicabut Dinkes Jika Menjual Obat Daftar G Tanpa Resep


Evaluasi terhadap skrining resep

Pemeriksaan resep yang dilakukan apoteker bisa terjadi di rumah sakit atau apotek luar rumah sakit. Biasanya hal ini juga akan dimudahkan dengan keterangan tambahan dari apotek yang memberi tanda “menerima resep dokter”.

Namun, beberapa apotek memang akan memberlakukan kebijakan seperti ini untuk memudahkan pasien yang ingin mendapatkan informasi tambahan secara rinci. Apalagi masing-masing dari apotek juga memiliki kebijakan evaluasi terhadap resep yang diberikan pasien.

Selain itu, anda juga harus tahu bahwa beberapa apotek juga memiliki kebijakan harga berbeda terhadap seluruh pilihan jenis obat yang dibutuhkan. Bahkan, stok atau ketersediaan obat yang dibutuhkan tidak selalu ada pada beberapa apotek yang memiliki kebijakan seperti ini. Sehingga pasien harus mendapatkan informasi detail lainnya tentang beberapa apotek luar rumah sakit yang menawarkan pelayananan yang sama.

Baca juga: Beberapa Point Penting Seputar Beyond Use Date yang Perlu Apoteker Tahu

BACA JUGA