Bidhuan.id – Anak ini bernama Muhammad Wiskha Al Hafiidh Suskalanggeng. Semangat dan tekad nya yang kuat berhasil membuat ia lolos masuk menjadi salah satu Mahasiswa di Kedokteran UGM. Ayahnya yang bekerja sebagai pemulung dengan hasil yang pas-pasan tidak membuat ia patah semangat dan jadi alasan nya untuk tidak menempuh pendidikan tinggi.
Kini Wiskha telah berhasil masuk dalam Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM). Mungkin dulu ia hanya bisa bermimpi, namun siapa sangka mimpi tersebut kini jadi kenyataan.
Permana Suskalanggeng dan Dwi Asih Prihati yang merupakan orang tua Wiskha tentu sangat bangga dengan pencapaian anaknya ini.
Sekedar info, Wiskha awalnya mencoba untuk masuk ke Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran UGM melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Namun, ternyata ia gagal.
Hal itu tidak lantas membuatnya menyerah begitu saja. Ia kemudian kembali mencoba dengan mendaftar melalui Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Nah, setelah mencoba melalui SBMPTN inilah ia kemudian baru dinyatakan lolos.
“Saat saya gagal di SNMPTN saya tidak putus asa. Namun saya kemudian belajar dengan lebih giat lagi”, katanya sebagaimana dikutip dari HarianJogja.
Lolos masuk melalui SBMPTN tak membuat ia lantas bisa santai saat ini. Sebab Wiskha kini sedang berusaha agar dirinya bisa mendapatkan Beasiswa BIDIKMISI. Dengan mendapat Beasiswa tersebut, ia akan dibebaskan dari segala biaya kuliah hingga lulus.
Hal ini harus ia lakukan karena sadar akan penghasilan ayanhnya yang bekerja sebagai pemulung tentu tidaklah banyak.
“Berkas-berkas yang dibutuhkan sebagai syarat beasiswa Bidikmisi sedang saya kumpulkan. Semoga saya bisa diterima dan mendapat beasiswa tersebut agar dapat meringankan beban orang tua”, katanya.
Ayah Wiskha mengakui, penghasilannya yang kecil bahkan membuat ia dan keluarga kecilnya tidak mempunyai tempat tinggal. Saat ini bersama keluarganya ia tinggal di rumah saudaranya yang saat ini sedang merantau ke Kalimantan.
Ayahnya yang kerap dipanggil “Sus” bercerita, sudah 8 tahun bekerja sebagai pemulung dan pengumpul besi rongsokan. Ia berkeliling mencari rongsokan dari desa yang satu ke desa lainnya menggunakan motor tua yang seringkali mogok kepunyaannya.
Tak hanya memungut sampah yang ada dijalan, dirinya juga kadang berhenti ke rumah warga yang butuh bantuan jasanya. Dalam hal ini seperti membersihkan pekarangan/rumah sebagai ganti dari rongsokan yang warga berikan secara cuma-cuma kepadanya. Hal ini karena Sus sendiri mengakui seringkali tidak punya modal untuk membeli rongsokan yang warga punya.
Hal-hal itulah yang ia lakukan demi bisa mendapatkan uang dan menghidupi istri dan ketiga anaknya. Sebulan rata-rata ia bisa mendapatkan uang hingga Rp 900.000 melalui pekerjaannya tersebut.
Meski punya penghasilan yang minim, tak lantas membuat dirinya mengabaikan pendidikan bagi ketiga anaknya. Ia selalu mengupayakan anak-anaknya agar dapat pendidikan yang terbaik. Beruntung ada dana BOS yang dapat membuat anak-anaknya bersekolah secara gratis, hal ini tentu sangat meringankan dirinya.
Ia bersyukur juga karena ketiga anaknya pun merupakan anak-anak yang berprestasi dan rajin. Misalnya saja Wiskha, sejak SD,SMP hingga SMA selalu jadi juara kelas. Bahkan saat lulus SMA, Wiskha berhasil mendapat predikat Nilai Terbaik se SMA 1 Sleman dan No: 4 pada Tingkat Provinsi DIY. Tak hanya itu saja, Wiskha juga pernah jadi Juara 2 Olimpiade Fisika Paket Hari Ilmiah se-Jawa Bali saat Oktober 2015.
Ayahnya berharap, Wiskha nantinya tidak hanya dapat berguna bagi keluarga saja tetapi juga orang banyak. Selain itu dapat mengubah derajat keluarga menjadi jauh lebih baik lagi dengan bekal ilmunya.
[Baca juga: Kisah Inspiratif Apoteker Muda Pendiri Apotek Waralaba Griya Farma ]
Dwi yang merupakan ibunda Wiskha pun ikut bercerita, awalnya anaknya merasa ragu dengan pilihan masuk ke pendidikan Dokter. Hal ini terjadi lantaran, passing grade dari Prodi Pendidikan Dokter UGM terlalu tinggi selain itu juga pasti banyak peminatnya. Meski awalnya Wiskha ragu, namun ia terus meyakinkan anaknya dengan pilihan tersebut.
Selain itu Dwi juga bercerita tentang Penyakit yang diderita oleh adik Wiskha. Adiknya hingga kini terus menjalani pengobatan jangka panjang lantaran sakit pada bagian saraf perut. Menurutnya hal itu yang membuat Wiskha termotivasi untuk belajar pendidikan dokter.
“Semoga kelak, Wiskha bisa merawat adiknya yang sakit tersebut dengan Ilmu yang telah ia dapatkan”, katanya.
Sangat menginpirasi ya Bidhuaners? Jangan lupa untuk doakan Wiskha agar berhasil mendapatkan beasiswa Bidikmisi nya.
[Baca juga: Mimpi Si Kecil Mutmainnah Anak Supir Angkot Untuk Jadi Apoteker ]