Setelah beberapa bulan tinggal di Jepang akhirnya menemukan jawaban mengapa pada umumnya orang Jepang jika dibandingkan dengan orang Indonesia memiliki etos kerja yang jauh berbeda, otomatis produktivitasnya pun kalah jauh. Jawaban itu saya dapatkan setelah bertemu dengan Tetsuya Abe, salah seorang motivator bisnis yang sukses di Jepang, China dan Hongkong (Representative President, EQ Partners, Inc.). Melalui bukunya yang berjudul World class leadership memaparkan beberapa hal mengenai cara nya berbisnis untuk ekspansi global. Hanya disini saya mengambil sedikit dari bagian bukunya tentang karakteristik orang Jepang dalam bekerja.
Prioritas Orang Jepang dalam Kehidupannya
Coba kita merenung sebentar dan perhatikan gambar diatas ada 4 pilihan Tuhan, keluarga, teman, dan pekerjaan. Dalam kehidupan kita mana yang lebih diprioritaskan… Sudah dapat jawabannya?
Saya yakin pasti pilihannya adalah Agama yang pertama, segala sesuatu dilakukan berdasarkan agama bagi orang Indonesia dan ini pula berlaku bagi umumnya selain warga negara Jepang. Pilihan berikutnya keluarga kemudian teman, beberapa orang akan memilih pekerjaan sebelum keluarga dan teman. Tapi pada umumnya, piramida akan terbalik bagi orang Indonesia.
Berdasarkan penelitian, pada umumnya orang Jepang mengutamakan pekerjaan di atas segalanya. Mereka bekerja untuk dirinya sendiri, lalu teman, kemudian memikirkan keluarga dan terakhir adalah Agama.
Fakta dan Prediksi Angka Kelahiran di Jepang
Akibat dari prioritas sebagian besar warga Jepang yang mementingkan pekerjaan di atas segalanya dan juga memilih teman dibanding berkeluarga. Jepang terancam akan memiliki angka kelahiran yang kecil di tahun 2060. Oleh sebab itu, pemerintah Jepang mempermudah untuk proses persalinan dengan memberikan santunan (klik disini lengkapnya) bahkan memberikan tunjangan cuma-cuma peranak 60.000 yen (6 juta rupiah) setiap 4 bulan sekali.
Opini :
Kita tidak perlu mencontoh 100% dengan menyamakan presepsi prioritas hidup dalam bekerja, karena jelas berbeda dari sisi sejarah dan budayanya. Sengaja saya tampilkan selain nilai positif ada pula nilai negatifnya. Yang paling penting menerapkan prioritas yang terbaik bagi diri sendiri, keluarga, teman, dan pada akhirnya warga Indonesia seluruhnya.