Pemerhati Lukman Bin Saleh yang menulis di Kompasiana berpendapat sejalan dengan apa yang diungkap Ricky
Kalau yang berkomentar seperti ini orang awam saya rasa tidak apa-apa. Tapi karena yang berkomentar bukan orang sembarangan, ketua BPPT yang seharusnya menjadi pelopor kemajuan teknologi saya menjadi kecewa. Komentarnya terkesan Telmi dan ketinggalan zaman.
Misalnya bagaimana Unggul mengatakan di negara-negara maju mobil listrik (Moblis) belum komersial? Apa dia tidak tau kalau dunia sekarang sedang gegap gempita mengembangkan mobil listrik? Pabrikan-pabrikan otomotif raksasa dunia sudah berlomba-lomba memproduksi Moblis? Pasar Moblis tumbuh signifikan?
Di Jerman diperkirakan populasi Moblis sudah mencapai 24.000, dan pemerintahnya terus menggenjot pertumbuhannya dengan berbagai fasilitas: Moblis diperbolehkan melintasi jalur bus dan parkir gratis. Ditargetkan akan mencapai 1 juta unit hingga akhir 2020.
Di Prancis permintaan Moblis mencapai 14.400 unit pada 2013 dan meningkat 68% pada tahun ini.
Kota New York, Amerika, mulai menerapkan kebijakan penggunaan armada taksi yang tak menghasilkan emisi. Dan direspon oleh Nissan melalui mobil MPV bertenaga listrik e-NV200 atau Evalia. Sebelumnya kebijakan nol emisi untuk armada taksi sudah dilakukan Eropa seperti Barcelona dan Madrid yang telah menggunakan Nissan e-NV200.
Perusahaan Taxi Norwegia, Miljo Taxi menggunakan Moblis buatan Tesla untuk seluruh armadanya. Bahkan masyarakat Norwegia sampai menyempatkan diri naik taksi Tesla hanya untuk jalan-jalan diakhir pekan.
Masih di Norwegia. Menurut studi Norwegian Public Roads Administration. Moblis sudah menguasai 85% jalur bus saat jam sibuk. Moblis di sana juga terhindar dari pembayaran tol atau biaya parkir, di lahan parkir mereka bisa sekaligus mengisi listrik mobil. Bahkan terhindar dari pajak Norwegia yang terkenal tinggi.
Di Belanda Moblis makin populer. Pemerintah sampai membentuk tim khusus, E-Team, terdiri dari pemerintah dan swasta untuk mengekplorasi Moblis.
Prancis menggulirkan program Conversion Premium. Pengguna mobil BBM bisa menukar mobilnya dengan mobil listrik baru dengan subsidi sampai USS 11.000.
Mitsubishi Motor telah bekerjasama dengan pemerintah Monaco, Eslandia dan Hongkong untuk program Moblis. Mitsubishi memasok i-MiEV ke negera-negara tersebut. Termasuk Belanda yang menyusul kemudian.
Bahkan Uni Eropa membuat aturan bahwa emisi rata-rata mobil harus memenuhi 95 gram/Km pada 2020. Mobil BBM hampir mustahil memenuhi ini. Artinya, mobil BBM sudah mendekati ajal di Uni Eropa. Berganti dengan era mobil listrik.
Produsen mobil asal China, Beijing Auto International Corporation (BAIC) telah memilih Malaysia sebagai lokasi investasi menyiapkan basis produksi mobil listriknya. Bekerja sama dengan perusahaan Malaysia, Amber Dual Sdn Bhd. Meproduksi Moblis untuk diekspor ke seluruh negara Asia tenggara, termasuk Indonesia. Dan akan bergulir mulai bulan Juli 2016.
Lalu kenapa orang sekelas ketua BPPT masih terlihat santai-santai dan malah cendrung meremehkan putra bangsa yang mencoba berusaha membuat negara ini tidak tertinggal dari negara-negara lainnya?
Komentar di akun facebook Ricky pun bermunculan yang umumnya menyayangkan pemerintah melalui BPPT dan Kemenristek tidak menanggapi proyek mobil listrik ini. Bagaimana menurut bidhuaners?