Desakan kuat dari masyarakat kepada Menpora Imam Nahrawi untuk terlibat lebih jauh dalam kepengurusan PSSI menghasilkan cerita unik, bahkan cenderung ke arah perseteruan dan ramai di dunia maya. Postingan kali ini mencoba mengumpulkan cerita unik Menpora vs PSSI yang tentunya akan terus di update.
27 Oktober 2014,
Imam Nahrawi resmi dilantik Presiden Jokowi sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga menggantikan Roy Suryo di Istana Negara
2 November 2014,
PSSI memberhentikan Indra Sjafri selepas tampil di Piala Asia U19
“Setelah Timnas U-19 tidak lolos, maka pelatih dan official tim juga berhenti,” Ujar Sekjen PSSI Joko Driyono
Komentar Imam Nahrawi
“Saya mungkin tak bisa mengintervensi PSSI atau mengembalikan dia jadi Pelatih Timnas U-19. Tapi akan ada penghargaan yang bisa kita berikan padanya,”
3 November 2014,
Kemenpora mengundang PSSI untuk mendiskusikan soal status Indra Sjafri bersama Indonesia U-19, sepakbola gajah PSS Sleman dan PSIS Semarang, Persebaya Surabaya dan Persebaya 1927, serta perizinan laga final Indonesia Super League 2014.
Komentar La Nyala ketua Badan Tim Nasional waktu itu
“Yang pasti saya tidak mau minta, tapi kalau ada kemungkinan dia mau membantu silakan saja, Yang jelas kami PSSI tidak mau minta, supaya tidak lagi ada intervensi-intervensi. Tapi kalau beliau mau memberi, ya tentu kami berterima kasih. Kalau kita minta-minta biasa ada titipan inilah, itulah, pusing kita,”
Dibalas Menpora
“Yang penting, mari kita bersama-sama membawa iklim sepakbola kita ke depan lebih baik lagi. Dan kami dari pemerintah tidak akan melakukan intervensi apapun terhadap keputusan induk organisasi olahraga. Mari kita bawa olahraga Indonesia bermartabat dan berprestasi lebih baik lagi,”
6 November 2014,
Menpora berkomentar mengenai PSSI ke media massa
“Sebagai Menpora, saya menginginkan agar PSSI bisa membenahi manajemen organisasi dan kompetisi. Mengenai PSSI, kami sementara memang bersikap untuk tidak melakukan intervensi. Sikap yang saya sadari pasti menuai banyak kritik,”
22 November 2014,
Ketua Komdis PSSI Hinca Panjaitan menghukum berat pada pihak-pihak yang terlibat insiden sepakbola gajah antara PSS Sleman dan PSIS Semarang
Komentar Menpora
“Saya tidak mau terlalu jauh mengomentari materi pokok putusan Komdis itu, pertanyaannya adalah, apakah putusan Komdis itu sudah menyentuh aktor utama di balik tragedi memalukan sepakbola gajah? Apakah aktor-aktor utamanya sudah tersentuh sanksi ini? Apakah putusan itu sudah mempertimbangkan prinsip-prinsip keadilan?”
26 November 2014,
Sehari setelah kekalahan telak dengan Filipina 4-0 sontak di tanah air geger dengan kejadian memalukan ini, dan muncul #bekukanPSSI menjadi trending topic
Cerita tentang bekukan PSSI klik disini
Begini tanggapan Menpora
“Intinya, kekalahan ini merupakan sinyal sepakbola kita harus berbenah. PSSI, saya harap juga bisa mengevaluasi diri, Sebelum terlambat, PSSI seharusnya segera mengevaluasi hasil buruk yang dialami Timnas Indonesia saat berlaga di ajang internasional. Pemecatan pelatih tidak menjawab persoalan”
10 Desember 2014,
Setelah lama tak terdengar mengenai Menpora vs PSSI, kembali menjadi trending topic setelah adanya acara di Mata Najwa mengenai dagelan sepakbola dan petisi bekukan PSSI.
Skak Mat dari Mata Najwa untuk Bekukan PSSI klik disini
Komentar Ketua Komdis Hinca Panjaitan
“Pemerintah jangan sampai tergoda melakukan intervensi karena akan berakibat yang tidak baik. Oleh karena itu saya mengatakan, Pak Menteri jangan tergoda,”
11 Desember 2014,
Menpora merencanakan akan membentuk tim sembilan dengan tujuan untuk awasi kinerja PSSI. Dikatannya bukan merupakan intervensi karena sesuai UU SKN 2005, tidak ada satu pun cabang olahraga yang tak bisa disentuh pemerintah. Setelah dibentuk tim sembilan ini akan menyerahkan rekomendasi untuk dibahas di kongres PSSI di Hotel Borobudur, Jakarta, 4 Januari 2015 mendatang.
Tanggapan PSSI dari Komite Eksekutif PSSI Zulfadli
“Menpora kurang kerjaan membentuk tim sembilan, Saya rasa ini karena Menpora ingin kejar tayang saja”
Tanggapan Ketua Umum PSSI
“Kami tidak tahu, untuk apa berkomentar (mengenai tim sembilan). Kami juga tidak diajak bicara dan tidak diberitahu. Kami hanya tahu dari media, Alasan pertama, Masyarakat resah karena kegagalan di Piala AFF 2014. Yang kedua, mumpung timing-nya tepat, karena sebentar lagi, minggu pertama Januari, akan ada Kongres PSSI dan kami tak ingin seperti penumpang gelap. Makanya kami ingin apa yang dihasilkan Tim Sembilan ini bisa delivered di awal Januari,”
17 Desember,
“Buat apa ditanggapi. Apanya yang diawasi? Yang mengawasi kami bukanlah Menpora, bukan Tim Sembilan, melainkan stakeholder PSSI. Salah langkah itu Menpora,” La Nyala
Ditanggapi Menpora,
“Kami dilindungi undang-undang. Saya justru heran kok ada reaksi berlebihan dari pihak lain. Jangan takut. Kalau jalan mereka benar tidak perlu takut. Lho, saya tak hanya mengurus sepakbola, tapi prestasi olahraga kita. Kalau ada yg ketakutan dengan Tim Sembilan saya jadi curiga. Kok mereka sensi begitu, tidak boleh sensi dong. Wong kami saja sebagai pemerintah diawasi boleh kok. Menteri dikritik mereka saja tak apa-apa”
18 Desember,
“Jadi menurut saya tidak perlu Tim 9. Kenapa? Karena siapa yang duduk di Tim 9 kami juga tidak tahu. Apalagi kalau diisi oleh orang-orang yang kemarin di tahun 2011 dan 2012 pernah di PSSI dan terbukti gagal menjalankan roda organisasi dan kompetisi. Buktinya nyata, mereka di-mosi tidak percaya oleh 526 dari sekitar 700 anggota PSSI. Sampai akhirnya terjadi dualisme kepengurusan yang akhirnya berhasil diselesaikan oleh FIFA melalui peran aktif Menpora saat itu, Pak Roy Suryo. Dan lahirlah kepengurusan kami ini di Exco PSSI, yang baru menjalankan roda organisasi sejak Maret 2013,” La Nyala
Semakin memanas menjelang Kongres PSSI nanti, mari kita tunggu berita update nya