Bidhuan.id – Baru-baru ini Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polisi Republik Indonesia telah menetapkan 3 orang tersangka baru terkait Vaksin Palsu yang menghebohkan dunia medis di Indonesia. Tiga orang ini memiliki peran sebagai pembantu dari proses pembuatan vaksin palsu.
Beberapa diantaranya menyuplai botol bekas vaksin asli. Dari botol-botol bekas vaksin tersebut kemudian diisi ulang dengan vaksin palsu. Bahkan, ada pula pelaku yang secara khusus berperan sebagai pembuat label pada vaksin palsu.
Dalam melakukan kegiatan bisnis ilegal ini jelas mereka tahu betul apa yang dilakukannya, kata Direktur Direktorat Tindak Pidana Ekonomi spesifik (Dirtipideksus) Bareskrim Mabes Polri Brigjen Agung Setya. “Ada penyedia botol vaksin bekas. Mereka sudah siap dengan pesanan akan botol bekas vaksin bekas yang dibutuhkan”. Kini telah diketahui bahwa stok botol bekas vaksin diperoleh dari 4 klinik dan rumah sakit yang ada di Jakarta.
Namun, Agung sendiri belum mau menyebut nama Rumah Sakit Jakarta tersebut. Apakah status rumah sakit itu swasta atau negeri sekalipun. Ia hanya mengatakan botol bekas vaksin itu dikumpulkan dari Rumah Sakit dan Klinik. Setelah terkumpul dalam jumlah yang cukup, kemudian botol tersebut dibersihkan. Setelah di bersihkan baru kemudian diisi ulang dengan vaksin palsu dan di labeli agar serupa dengan vaksin yang asli.
Saat ini, Agung bersama anggotanya masih terus mengembangkan penyelidikan pada jaringan-jaringan lainnya yang kemungkinan ikut berperan dalam pembuatan vaksin palsu ini. Jaringan ini berbeda dengan kelompok yang sebelumnya telah di tangkap terkait pendistribusian Vaksin Palsu.[Baca juga: Ini Gejala yang Muncul Akibat Anak Terkena Vaksin Palsu]
Dimana kelompok sebelumnya ditangkap setelah mendistribusikan vaksin palsu kepada penjual vaksin yang ada beberapa wilayah yakni :
- Kemang Regency
- Jatibening
- Pasar Kramat Jati
- Jl. Bersatu Kalisari
- Jl.Serma Hasyim
- Jl. Bintaro Hijau
Beberapa vaksin yang dipalsukan ialah vaksin campak, polio dan bacillus calmette-guerin (BCG). Sampai saat ini sudah 10 orang dijadikan tersangka atas perbuatan tersebut. Yang terdiri dari 2 orang kurir, 2 penjual vaksin palsu, 1 orang pencetak vaksin dan 5 orang lagi berperan sebagai pembuat.
