Penemuan kepala babi yang tertancap di tengah lokasi pembangunan masjid di Bitung, Sulawesi Utara sebenarnya terjadi waktu bulan suci Ramadhan pada hari Sabtu (11/7). Teror yang diterima Masyarakat minoritas muslim di kawasan Perumahan Air Hujan Kota Bitung dibenarkan MUI baru-baru ini.
Teror Penancapan Kepala Babi di Masjid Bitung Kembali di Bahas Netizen, hal ini mungkin terjadi karena ramainya insiden di Tolikara. Diketahui bukan hanya kepala babi, tapi usus dan bagian isi babi pun bertebaran di lokasi pembangunan masjid.
Wakil Ketua MUI Sulawesi Utara, Taufik Pasiak membenarkan adanya peristiwa penanaman kepala babi di lokasi pembangunan masjid di kota Bitung, Sulawesi Utara.
“Peristiwa terjadi beberapa waktu yang lalu berkaitan dengan pendirian masjid. Ada pihak yang kita tidak tahu siapa dan dari pihak mana yang kemudian melakukan teror atau intimidasi dengan cara itu,” kata Taufik Pasiak kepada Republika.co.id, Senin (20/7).
Taufik mengungkap, penemuan kepala babi di lokasi pembangunan masjid terjadi sekitar seminggu yang lalu, Sabtu (11/7). Kejadian bermula saat ada rencana pendirian masjid di satu tempat.
Menurut informasi yang didapatnya, pendirian masjid itu sudah memenuhi unsur-unsur yang disyaratkan, kecuali adanya satu dua pihak yang merasa tidak sepakat dengan pendirian masjid,
Taufik mengakui sempat ada penolakan-penolakan dari pihak tertentu. Kemudian, diberikanlah intimidasi dengan penanaman kepala babi di lokasi pembangunan sehingga masjid tidak bisa dibangun. Masyarakat akhirnya melaporkan peristiwa itu ke pihak kepolisian.
Menurut Taufik, akibat peristiwa itu sempat muncul ketegangan. Karena itu, kata Taufik, diadakan pertemuan dengan kelompok Muslim di Bitung, serta Kapolda dan Gubernur Sulut di Manado.
“Ketegangan ini sudah cukup lama berlangsung di daerah Bitung. Mungkin karena situasi negara yang sedang mengalami hal seperti ini di Papua, jadi tensinya agak sedikit naik. Tapi, sejak kemarin sampai hari ini situasi sudah kondusif. Sudah ada upaya dari pihak pemerintah dan masyarakat untuk meredam,” tegas Taufik.
Reaksi Netizen mulai bermunculan, dikutip hanya bernada positif diluar ini banyak yang mengecam tindakan ini
Dai Padema
jangan sampai terfrofokasi ini hanya ulah segelintir orang untuk mengadu domba agama, jagalah kedamaian, salam kerukunan.
Vinda Caroline Faisal
Kami lama bertugas di aceh,kalo mlm natal gereja penuh ruko2 di jadikan tempat misa , aman2 aja, di aceh umat beragama hidup berdampingan dan alhamdulillah gak pernah ribut, kami 10 thn d aceh dan baru pindah 2 minggu.
Ika Aprianti
Mari jaga toransi beragama dan jadikan pembelajaran contoh sblumx etnis Ambon maluku dan poso spy jgn trulang lagi….
Bagaimana menurut bidhuaners?