Bidhuan.id – Saat ini pengobatan secara ilmiah untuk HIV-AIDS adalah menggunakan obat retroviral atau anti virus dengan kemoterapi yang dapat mengurangi morbidilitas dan mortalitas dari AIDS. Akan tetapi, terdapat beberapa kendala seperti toksisitas tinggi, adanya interaksi dan resistensi obat, pengobatan jangka panjang, bio availibitas yang buruk serta akses ke jaringan sel yang dituju tidak tercapai.
Berdasarkan artikel di Journal of Controlled Released yang akan terbit di Volume 192, 28 Oktober 2014,71–283. Untuk mengatasi kelemahan dari sistem kemoterapi obat retrovirus, saat ini para ahli memfokuskan penelitiannya untuk meningkatkan sistem penghantaran obat retrovirus melalui sistem drug targeting atau menuju langsung ke target sel yang terinfeksi HIV atau sel lainnya yang berpotensi terinfeksi HIV.
Berikut adalah golongan obat retroviral yang digunakan dalam terapi HIV-AIDS (J Controll Release, 192,28 October 2014,71–283)
Kategori Obat | Nama Generik |
---|---|
Nucleoside reverse transcriptase inhibitors | Zidovudine, Didanosine, Stavudine, Lamivudine, Abacavir, Emtrictabine |
Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors | Nevirapine, Efavirenz, Etravirine, Rilpivirine |
Nucleotide reverse transcriptase inhibitors | Tenofovir |
Entry inhibitors | Maraviroc |
Fusion inhibitor | Enfuvirtide |
Integrase inhibitors | Raltegravir, Dolutegravir |
Protease inhibitors | Saquinavir, Indinavir, Ritonavir, Nelfinavir, Atazanavir, Tipranavir, Darunavir |
Beberapa penelitian terkini telah berhasil menemukan beberapa bentuk permukaan molekul baik untuk virusnya maupun sel yang terinfeksinya. Sehingga memungkinkan untuk memodifikasi obat retroviral dengan beberapa eksipien obat yang biasanya dalam sistem formulasi nanopartikel, sehingga dapat mengantarkan obat retroviralnya langsung ke selnya tanpa sistem kemoterapi. Administrasi obat bisa dengan sistem injeksi atau oral.
Di dalam jurnal ini secara komprehensif menjelaskan apa yang diperlukan sistem peghantaran obat langsung menuju sel yang terinfeksi HIV sehingga dapat menghasilkan pengobatan yang efektif terhadap pemberantasan HIV dalam tubuh.
Mengapa perlu sitem drug targeting bukan kemoterapi
Ketika proses infeksi HIV terjadi, virus menginfeksi hanya sel spesifik dari sistem kekebalan tubuh seperti CD4+ T-cells, macrophages dan dendritic cells. Oleh karena itu diperlukan sistem penghantaran obat retroviral langsung ke sel yang terinfeksi, dengan kemoterapi sel sehat pun akan mengalami kerusakan.
Bagaimana mekanisme drug targeting?
Penghantaran obat retroviral menuju sel yang terinfeksi HIV bisa dicapai dengan memformulasikan senyawa penanda permukaan (surface markers) dalam imun sel seperti CD4+ T-cells, macrophages, dendritic cells yang menuju sistem saraf pusat. Dengan sistem ini akan memiliki 2 keunggulan :
1. Proteksi pencegahan (profilaksi) sel dengan menduduki reseptor yang diperlukan untuk interaksi sel-virus
2. Meningkatkan uptake spesifik obat retroviral dengan bantuan nanocarrier (pembawa obat dalam ukuran nano)
Dengan strategi ini, saat ini para peneliti telah berhasil membuat formulasi obat dengan potensi targeting obat retroviral kedalam sel yang terinfeksi HIV.
Demikianlah para pembaca setia, paper review yang saya pilih pada postingan kali ini, semoga bermanfaat.