Curhat Dokter, Obat HIV Gratis Tapi Obat Orang Soleh Miskin Sulit Didapat

0
6112
dokter curhat

Curhat Dokter, Obat HIV Gratis Tapi Obat Orang Soleh Miskin Sulit Didapat. Sebuah status di facebook dari seorang dokter mulai viral dengan mengajak Netizen untuk merenungkan fakta ketika pemerintah yang mendukung pengobatan gratis terhadap penderita HIV.

Dari statusnya tertulis perhitungan 2 buah obat generik yang mahal yakni Nevirapine dan kombinasi Lamivudine serta Zidofudine yang dicover pemerintah dibandingkan dengan jumlah penderita HIV yang pada umumnya berasal dari kaum LGBT. Sedangkan tidak mudah mendapatkan obat dari BPJS buat si miskin yang sholeh dan sakit bahkan sekarat.

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM….
(mohon dibaca sampai tuntas dgn tenang)
Ini dua jenis obat yang biasa diberikan pada penderita HIV tanpa memperhatikan dari mana mereka tertular, mohon diingat juga bahwa orang baik juga bisa HIV+ (lihat infografis).
Lihat harga eceran tertingginya. Rp 252.450 dan Rp 211.613 (total Rp 464.063 )
HIV + harus minum obat seperti ini seumur hidup nya GRATIS (sekali lagi tanpa peduli tertular dari mana dan tanpa BPJS sekalipun).
Jika 25,8% homosex dan 24,8% waria dari total 150.296 HIV+ (76.049 orang?/ saya tak pandai statistik) disubsidi.
Silahkan hitung berapa rupiah ongkos yang harus di tanggung tiap bulan, tiap tahun, 5 tahun, 10 tahun untuk membiayai pengobatan pelaku homosexual dan transgender, belum lagi jumlah kaum homosex dan transgender nambah tanpa malu dan ragu (kalkulator abal saya sampai error)
Mereka yang berperilaku menyimpang (tapi tidak mengakui), kalau sakit berobat gratis, sakaratul maut yang waras mengurus, meninggal yang waras men sholatkan.
Adilkah?
Sementara banyak obat atau prosedur medis yg tak mudah didapat dari BPJS buat si miskin yang sholeh yang sakit, yang sekarat.
#mikir
#kalaukorbanbaruadil
#atasnamaHAM
#demiMDGs
#standarbule

Beberapa komentar pun bermunculan yang mendukung status ini, ada pula komentar yang justru mengapresiasi program pemerintah.

“Bayangkan bila 76.049 orang (setengah dari yg HIV+ yg disebut di atas) bisa melanjutkan hidupnya dan menjadi corong utk perubahan dari  perilaku beresiko tertular penyakit jadi perilaku kurang beresiko. Berarti kita sudah mengerahkan kemampuan kita masing2 utk sebisa mungkin menolong orang lain.

Saya punya cukup banyak temen2 yg terjangkit HIV. Ada yg karena perilakunya yg beresiko, ada yg karena  ketidaktahuannya dan tertular (bahkan ada perempuan menularkan ke bayinya, karena ketidaktahuannya ttg virus ini. Lah bayi salah apa?).

Temen2 yg HIV positif dan meminum ART sekarang menjadi pekerja sosial, mendekatkan diri ke orang2 yg masih melakukan perilaku beresiko agar berubah. Mereka banyak melakukan edukasi, kampanye, memberikan konsultasi agar orang2 bisa melindungi diri dari tertular HIV. Mereka banyak membantu pengurusan ke puskesmas dan rumah sakit. Mereka juga membantu pengurusan jenasah. Membantu menyatukan keluarga (dan sangat sulit/berat karena banyak keluarga yg ga mau tahu dan ga mau repot). Membantu anak kecil yatim piatu yg terlahir dari ortu HIV agar mendapatkan pengasuhan dan perawatan yg layak.

Jadi, sedikit banyak subsidi dari pemerintah tsb telah banyak membantu menurunkan angka penularan HIV, Hepatitis B dan C, dan penyakit2 seksual.” tulis Netizen yang mendukung program pengobatan gratis untuk HIV.

BACA JUGA