Bidhuan.id – Jika Terkena DBD, Sebaiknya Gunakan Obat Parasetamol dan Hindari Antibiotik. Seiring dengan musim hujan, Demam Berdarah Dengue bisa jadi mewabah jika tidak dilakukan pencegahan. Selain tindakan preventif, dalam penatalakasanaan penyembuhan penyakit DBD ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
Guru Besar Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis, Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM, Prof. DR. dr. Sri Rezeki Hadinegoro, Sp.A(K), yang mengungkapkan, parasetamol merupakan obat pertama yang harus diberikan untuk meredakan gejala demam pada penderita DBD.
“Kami menyarankan obat yang aman untuk penanganan demam itu parasetamol. Parasetamol akan mengurangi nyeri dan demam,” papar Prof Sri saat ditemui Sindonews di Hotel JW Marriot, Jakarta.
Sayangnya, 65 persen masyarakat Indonesia tidak mengetahui obat yang harus dihindari untuk anak-anak penderita DBD.
Berdasarkan penelitian GSK Consumer Healthcare pada tahun 2015, hanya 10 persen dari masyarakat Indonesia yang mengetahui demam berdarah dan obat-obatan AINS harus dihindari.
“Muntah-muntah dan demam dikira kena DBD. Tapi ada pasien yang muntah-muntah dan panas hasil labnya bagus ternyata dia alami gangguan lambung karena obat. Karena salah kasih obat, risikonya gangguan lambung dan pendarahan,” pungkasnya.
Selain itu, Prof Sri juga menyarankan untuk tidak memberikan antibiotik. Menurutnya, antibiotik hanya digunakan untuk menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri.
“Kalo kita liat antibiotik, berati dia anti kehidupan bakteri. Bukan infeksi virus. Jadi dalam antibiotik hanya disebabkan virus. Kalo DBD itu nggak pernah kita berikan antibiotik,” pungkasnya.
Obat Anti Inflamasi Non Steroid (AINS) seperti ibuprofen sangat berbahaya bagi pasien DBD karena akan meningkatkan risiko gangguan lambung dan pendarahan. Selain ibuprofen, beberapa obat-obatan yang harus dihindari oleh pasien DBD, antara lain asetosal dan asam mefenamat.
Baca: Sanmol Drop, Obat Pereda Demam Anak dan Bayi