Walau Belum Ditemukan Kasus Zika di Indonesia, Begini Cara Mengindarinya. Kementrian Kesehatan RI (Kemenkes) telah mengklarifikasi bahwa belum ada kasus di Indonesia yang terinfeksi virus Zika. Pada tanggal 3 Februari 2016, Kemenkes merilis video tentang Travel Advisory ke negara endemik Zika.
Dikutip dari situs resmi depkes.go.id, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan Oscar Primadi menegaskan bahwa kematian Inka Wardhana bukan akibat virus Zika.
Perlu diketahui bahwa saat ini konfirmasi pemeriksaan virus Zika hanya bisa dilakukan di laboratiorium tertentu, yaitu Balitbangkes Kemenkes dan Lembaga Biomolekuler Eijkman. Sepanjang tahun 2016 tidak ada laporan hasil konfirmasi virus Zika dari kedua lab tersebut.
Namun demikian, Kementerian Kesehatan menghimbau agar masyarakat dapat turut aktif melakukan pencegahan kemungkinan tertularnya virus Zika dengan menghindari gigitan nyamuk Aides Agypti, khususnya pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M. Juga ikut melakukan pengawasan jentik nyamuk dan meningkatkan daya tahun tubuh melalui perilaku hidup bersih dan sehat.
Video yang berdurasi 2.05 menit yang berjudul “Kemenkes RI keluarkan Travel Advisory terkait Virus Zika” berisi pesan dari Menkes RI, Menteri Kesehatan RI, Prof. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K), kepada masyarakat bahwa bagi warga negara Indonesia yang hendak berkunjung negara yang sedang terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) virus Zika.
Menkes memberikan pesan untuk menghindarkan diri dari gigitan nyamuk dengan cara memakai pakaian panjang dan tertutup, menggunakan obat oles anti nyamuk, dan tidur menggunakan kelambu atau dalam kamar dengan kawat kassa anti nyamuk. Selanjutnya, dianjurkan untuk segera memeriksakan diri ke dokter bila mengalami sakit.
“wanita hamil dianjurkan sebaiknya tidak berkunjung ke negara yang sedang KLB penyakit virus Zika. Jika terpaksa harus melakukan perjalanan ke negara tersebut, hendaknya melakukan tindakan pencegahan dari gigitan nyamuk secara ketat”, ujar Menkes.
Bagi siapa saja yang baru kembali dari negara yang sedang mengalami KLB penyakit virus Zika, juga diminta untuk memeriksakan kondisi kesehatannya dalam kurun waktu14 hari setelah tiba di Indonesia.
“Segera periksakan diri ke dokter apabila mengalami keluhan atau gejala demam, ruam kulit, nyeri sendi dan otot, sakit kepala dan mata merah. Jangan lupa, sebutkan riwayat perjalanan dari negara yang sedang KLB penyakit virus Zika kepada dokter pemeriksa”, pesan Menkes.
Dalam rangka melindungi masyarakat Indonesia terhadap kemungkinan tertular penyakit yang bersumber dari virus Zika, Pemerintah perlu mengambil langkah untuk mencegah kemungkinan masuknya virus dari luar negeri yang dilakukan oleh tingginya intensitas lalu lintas barang dan manusia lintas negara. Untuk itu Kementerian Kesehatan akan meningkatkan kewaspadaan di pintu masuk negara melalui Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di seluruh bandara dan pelabuhan di Indonesia. Upaya lainnya adalah meningkatkan pelayanan di fasilitas kesehatan.
Negara-nega yang mengalami KLB Virus Zika, yaitu: Brazil, Cape Verde, Colombia, El Savador, Honduras, Martinique, Panama, dan Suriname. Sedangkan negara-negara yang memiliki status transmisi aktif, yaitu: Barbados, Bolivia, Curacao, The Dominican Republic, Ecuador, Fiji, French Guiana, Guadalope, Guatemala, Guyana, Haiti, Meksiko, New Caledonia, Nicaragua, Paraguay, Puerto Rico, Saint Martin, Samoa, Tonga, Thailand, US Virgin Islands, dan Venezuela.
Seperti telah dibahas sebelumnya di bidhuan.id, bidhuaners harus waspada terhadap penyebaran virus Zika tetapi tidak panik berlebihan.
Kemenkes saat ini mulai terjun dan jika ada hal-hal penting terkait Zika bisa menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline (kode lokal) 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email [email protected].