Piala Kemerdekaan 2015 kembali diwarnai aksi kericuhan. Kali ini wasit Muklis Ali Fatoni yang memimpin laga Grup D antara Persebo Bondowoso dan Madiun Putra di Stadion Wilis, Madiun, Minggu (23/8) malam WIB harus mencium lapangan hijau karena dikerubungi pemain tuan rumah yang melakukan protes.
Unik! Wasit Bersujud Tersungkur di Laga Persebo vs Madiun Putra dan hanya terjadi di Indonesia. Madiun Putra berambisi untuk lolos ke babak berikutnya sehingga menginginkan laga berakhir dengan kemenangan. Namun, hasil seri tanpa gol yang didapat.
Ditengah ancaman mogok tanding , tim piala kemerdekaan…plg baru WASIT BERSUJUD persebo vs madiun 23/8/15 pic.twitter.com/FJ6Ql3GIBi
— Diary dipimpin PDIP (@orde_PDIP) August 23, 2015
Laga memanas dan mulai terjadi keributan di babak kedua. Pemain tuan rumah merasa dirugikan kepemimpinan wasit, serta asistennya, Iwan Suryono. Puncaknya, pemain tuan rumah mengerubungi wasit sampai tersungkur san bersujud mencium lapangan hijau di menit ke-77.
Dilansir dari goal.com, beberapa suporter Madiun Putra juga sempat masuk ke lapangan, dan memaksa keamanan bekerja ekstra di pertandingan ini. Meski begitu, pertandingan tetap diteruskan, dan berakhir imbang tanpa gol.
“Babak pertama tadi jelas-jelas off-side [merujuk sebuah serangan Persebo], ada dua pemain lawan di sana. Tetapi pertandingan masih saja diteruskan. Saya ikut kursus level Asia. Kenapa hal seperti ini mereka tidak mengerti?” cetus pelatih Madiun Putra Dino Safriyanto yang geram dengan kepemimpinan Muklis.
“Kalau sepakbola Indonesia tetap begini terus, bagaimana kita bisa berkembang? Malu kita, kalah sama Thailand atau Vietnam. Mereka terus berkembang. Tolonglah, kalau memang ingin membenahi sepakbola Indonesia, jangan setengah-setengah, tetapi seluruhnya.”
“Jelas mereka frustasi. Saya cuma bisa menahan agar mereka tidak memukul wasit, karena itu juga hal yang tabu dalam sepakbola,” kata Dino.
Sementara itu, pelatih Persebo Agus Winarno cukup puas dengan permainan anak asuhnya. Persebo akhirnya mendapatkan poin setelah menjalani empat laga.
“Anak-anak bermain lepas, karena memang tidak ada target lagi setelah dipastikan tersingkir. Saya juga cukup puas dengan pemain-pemain muda di tim ini, mereka ingin bekerja keras,” kata Agus.
“Kendala kita dari awal memang cuma satu, bongkar pasang pemain hingga menjelang keberangkatan ke Madiun. Tapi hari ini [Minggu malam] mereka bermain sangat baik.” (gk-62)
Mengapa hal ini terus terjadi di sepakbola Indonesia? apakah karena wasit yang digunakan di Piala Kemerdekaan adalah wasit yang tidak kompeten? Apakah benar wasit yang salah? Bagaimana menurut bidhuaners?