Meme dan Alasan Polos Perusak Taman Bunga Amarylis

0
10134

Taman bunga amarylis yang terletak di Desa Beji, Patuk milik Sukadi di lahan tanah seluas 2350 meter persegi harus rela rusak terinjak-injak oleh wisatawan lokal yang hendak mengabadikan momen dengan berfoto selfie ria dan kemudian mengunggahnya ke media sosial.

Lain lagi dengan Riany Putri Chaisar yang beralasan bahwa dirinya telah membayar lima ribu rupiah sehingga wajar bunga rusak.

Alasan selfie

Penataan lokasi bunga juga yang tidak beraturan menjadi alasan para pengunjung merusak bunganya.

Dilansir dari gunungkidulpost.com, Sukadi mengakui bahwa taman bunganya tidak tertata rapi dan memang melalui kebun bunga yang dikelolanya mampu meraup jutaan rupiah perhari dari wisatawan yang mengunjungi kebun amaryllis miliknya.

”Seperti yang anda lihat saat ini, kondisinya rusak seperti ini,” katanya sembari menunjukan sejumlah bunga yang rusak, Minggu (29/11/2015), tadi.

Meskipun kondisi tamannya rusak, bapak dua orang anak tersebut tidak pernah menyalahkan membludaknya pengunjung. ‘Rusaknya karena keinjak – injak mas, ini juga bukan salah pengunjung. Tetapi karena belum adanya penataan pada kebun saya. Nantinya akan saya tata lagi agar tidak terulang di tahun depan,” jelasnya.

Disinggung mengenai omset pendapatan dari kebun amarylis tersebut, pria yang awalnya hanya berjualan kelapa ini mengaku dalam sehari bisa mendapatkan jutaan rupiah. “Sehari bisa mendapatkan 1 juta rupiah lebih, namun kotor karena harus mengeluarkan biaya operasional setiap harinya. Selain mendapatkan omset pemasukan dari pengunjung, Saya juga mendapat pemasukan dari wisatawan yang membeli bibit tanaman amarylis, dalam sehari bisa 60 polybag untuk satu polybagnya dihargai Rp 6.000,” tegasnya.

Sementara itu, salah seorang pengunjung asal Kalimantan Desiana natalis menyayangkan kurangnya kesadaran para wisatawan untuk menjaga kondisi kebun amarylis tersebut.”Sayang aja mas, tidak seindah di media sosial beberapa hari lalu,” terangnya.

 

BACA JUGA