Bidhuan.id – Apa itu Infeksi Lambung? Apakah sama antara
penyakit infeksi lambung dan maag? Organ lambung adalah organ yang sangat penting untuk mencerna makanan, namun banyak penyakit yang mengintai lambung. Baik itu peradangan, asam lambung tinggi, serta berbagai penyakit lainnya. Sakit maag merupakan penyakit yang umumnya dialami oleh banyak orang, apalagi yang hidupnya biasa tak teratur, semua gejala-gejala gangguan lambung ada di sakit maag tersebut. Ini termasuk untuk kasus infeksi lambung juga.
Seringkali orang terlambat menyadari ketika mereka mengalami infeksi lambung, bahkan beberapa ada yang tidak menyadarinya sama sekali. Hal itu bisa terjadi karena memang gejala awal dari penyakit Infeksi Lambung ini sesungguhnya sama layaknya gejala maag biasa, mulai dari perasaan mual, kembung, dan nyeri pada ulu hati. Namun untuk masalah lambung yang satu ini jangan disamakan dengan maag biasa, karena lebih fatal. Mari baca selengkapnya.
Infeksi lambung
Infeksi Lambung mengakibatkan tukak lambung cukup dalam, hal tersebut jika dibiarkan terus menerus lama kelamaan organ lambung dapat bocor dan berbentuk lubang, jika kondisi yang sudah sangat parah ini terjadi, nyawa yang akan menjadi korbannya.
Adapun pengertian dari infeksi lambung sendiri yakni peradangan yang terjadi di lapisan lambung dan diakibatkan mikroorganisme, yang paling sering yakni bakteri Helycobacter Pylori. Gastritis atau peradangan lambung yang terjadi terus menerus dapat menyebabkan kerusakan fatal di lapisan lambung dan membentuk tukak lambung atau luka di lambung, ataupun ulkus peptikum, perdarahan, dapat berakhir dengan kondisi rusaknya keseluruhan lapisan organ lambung dan mengalami perforasi atau bocor.
[Baca juga:Timbul Efek Samping! Ayo Mulai Beralih ke Obat Tradisional Asam Lambung]
Faktor Penyebab Infeksi Lambung
Sekarang mari beralih ke apa saja yang menyebabkan terjadinya infeksi lambung ini dengan lebih mendetail.
Helycobacter Pylori, seperti yang disebutkan sebelumnya, merupakan bakteri dengan bentuk helix atau spiral, tumbuh pada bagian dalam dari saluran pencernaan manusia. Bakteri ini mempunyai kecenderungan menyerang lapisan organ lambung. Biasanya bakteri yang satu ini tak berbahaya tetapi apabila antibodi tubuh melemah, akan berbeda ceritanya, sebab bakteri pun akan berkembang biak dengan subur pada organ lambung dan mengakibatkan infeksi tersebut. Salah satu tandanya yakni ulkus yang terbentuk di lambung, juga pada usus duabelas jari (Duodenum).
Infeksi yang terjadi diperkirakan menyebar melalui mulut 1 orang ke orang lain. Penularan juga dapat terjadi dari kotoran menuju mulut. Ya, seperti yang Anda bayangkan, hal ini terjadi karena kurang menjaga kebersihan, contohnya sebelum makan tak mencuci tangan, apalagi orang Indonesia rata-rata menyantap makanan langsung menggunakan tangan. Bakteri H. Pylori bisa menyebar dari kontak dengan makanan dan air yang sudah terkontaminasi.
[Baca juga:Hindari 4 Minuman ini Setelah Konsumsi Obat]
Gejala-gejala Infeksi Pencernaan Lambung
Gejala dari infeksi pencernaan lambung terkadang tak dirasakan oleh penderitanya. Di tahap awal, gejala yang terjadi adalah gejala sakit maag biasa, sakit perut, ketika perut kosong saat malam hari, rasa nyeri bertambah hebat sesudah makan.
Gambaran rasa sakit yang merupakan gejala infeksi lambung ini yakni nyeri yang menggerogoti, terkadang hilang terkadang timbul. Obat asam lambung bisa mengurangi rasa sakit yang diderita, contohnya menggunakan antasida.
Selain gejalan yang telah disebutkan diatas, ada juga beberapa gejala infeksi pencernaan lambung lainnya, yakni:
-
Perut kembung
-
Bersendawa berlebihan
-
Berat badan turun dan tanpa faktor penyebab yang jelas
-
Tak nafsu makan, anoreksia
-
Rasa ingin muntah dan tak nafsu makan
Obat Infeksi Lambung
Apa saja obat infeksi lambung yang dapat digunakan? Untuk mengobati infeksi lambung biasanya digunakan Klaritromisin, Amoksisilin, Metronidazole, Proton-pump inhibitor (Pantoprazole, lansoprazole, Aciphex, Esomeprazole).
Untuk lebih pastinya lebih baik konsultasi ke dokter, karena pengobatan juga bergantung riwayat medis Anda dan juga harus memperhatikan ada alergi atau tidak.
[Baca juga:Penyakit Berbahaya: Septikemia, Multiplikasi Bakteri dalam Darah]