Setelah sebelumnya akun @bola_indonesia menyudutkan aksi Menpora, Imam Nahrawi ketika mengundang pengurus PSSI yang dipimpin Djohar Arifin. Kali ini akun @revolusi_pssi yang juga memiliki banyak follower dan senantiasa mengikuti perkembangan sepakbola Indonesia bersuara akan kebobrokan PSSI.
Pengaturan Skor dan Tunggakan Gaji Jadi Bukti Agar PSSI Harus Dibubarkan. Bahkan di pertandingan semifinal Piala Polda Jateng 2015 (24 Juni 2015) antara Persibas Banyumas melawan PSIS terjadi kericuhan dimana kapten Persibas memukul wasit yang memimpin pertandingan. Kejadian ini terjadi selepas menganulir gol penalti. Hal ini menandakan cermin dari sepakbola Indonesia.
Dari laga PSIS vs Persibas tadi malam. Potret sepakbola Indonesia. pic.twitter.com/Xx0B30tEjl
— REVOLUSI PSSI (@revolupssi) June 25, 2015
Status BBM pemain Persibas Banyumas pic.twitter.com/vOBR9F3PVr
— REVOLUSI PSSI (@revolupssi) June 24, 2015
Akun revolusi PSSI juga mentweeps bahwa PSSI menutupi masalah pengaturan skor dan pembayaran tunggakan gaji.
Pemain yg lapor krn gaji ditunggak malah kena ancaman dan sanksi komdis PSSI, apalagi pemain yg berani lapor soal pengaturan skor. Mafia.
— REVOLUSI PSSI (@revolupssi) June 24, 2015
Mungkin PSSI harus dibubarkan dahulu, tidak cukup cuma dibekukan, agar para pemain berani bicara praktek2 kotor di bola Indonesia.
— REVOLUSI PSSI (@revolupssi) June 24, 2015
@revolupssi dan di gambar ini contoh terbaik betapa tabiat PSSI aslinya tidak mempedulikan nasib pemain >> pic.twitter.com/qIGPFjqXn8
— K-Conk #SettongDhere (@KConk1Dhere) June 24, 2015
Selain itu, cukup mengherankan ketika mengangkat dan menyangka bahwa Nirwan Bakrie lah sebagai pengendai sepakbola Indonesia.
Pengendali sepakbola Indonesia itu Nirwan Bakrie. Pengendali. pic.twitter.com/CneQqn5BDE
— REVOLUSI PSSI (@revolupssi) June 24, 2015
Itulah sebagian tweeps yang menggambarkan opini dari sudut pandang lainnya yang jelas saat ini massa pendukung PSSI dan Menpora cukup berimbang. Hal ini pula yang menyebabkan sepakbola di Indonesia sulit dalam satu visi dan misi.