Menpora, Imam Nahrawi menegaskan bahwa akan kembali menghidupkan turnamen Gala desa dan Perserikatan. Namun, Netizen nampaknya bingung seperti apakah turnamen Galadesa, karena yang sering dikenal adalah turnamen Tarkam (antar kampung).
Muncul Spanduk Turnamen Bola ProJokowi : Inikah Turnamen Galadesa Menpora? Turnamen ini diberi nama “Projokowi Tournament Trophy 2015” yang diselenggarakan di Stadion Aji Imbut, Tenggarong Seberang, pada tanggal 29 Mei 2015 lalu.
Pada spanduk yang ditweeps oleh Netizen, nampak foto Menpora, Presiden Jokowi, beserta Bupati Kutai Kartanegara, Hj Rita Widyasari, PhD, dan tertulis pula ketua penyelenggara dan sekretaris.
Dilansir dari bola.net ketika Menpora membuka kejurnas Pusat Pendidikan Latihan Pelajar (PPLP) di Pangkal Pinang mengatakan bahwa kembali akan menggulirkan turnamen Galadesa.
“Kami juga akan kembali menggulirkan Galadesa dan Perserikatan. Tentu dengan pengelolaan yang mendukung pelaksanaannya jauh lebih baik,” tandasnya di sela kunjungannya ke Pangkal Pinang, Bangka Belitung, Rabu (27/5).
Pasca sanksi FIFA turun, nampaknya cita-cita Menpora dalam menggulirkan turnamen ini segera terwujud. Netizen lain pun ikut bersuara walau belum jelas seperti apa konsep turnamen gala desa yang dimaksud Menpora.
@denisEnter
sii sieup, oke bro…kita masih bisa GALADESA untuk main bal balan
@ngeblues46
Nonton gala desa aje ka :)) RT @Radja_Nusantara: Heheheje… Bahkan kenikmatan nonton bola aja sirna di negeri ini hehehehehe
@Restyies:
Menporak!”@luviku: Sukseskan Galadesa & Galatawa dek @imam_nahrawi.”
Dari 12 negara yang terkena sanksi FIFA, 5 negara berhasil kembali diakui FIFA dalam waktu singkat kurang dari 1 bulan yaitu Iran, Peru, Yunani, Kuwait, dan Nigeria. FIFA mengembalikan hak keanggotaannya dikarenakan kisruh sepakbola di federasinya sudah terlepas dari intervensi pemerintah.
Berbeda dengan Indonesia, pemerintah melalui Kemenpora sepertinya akan mencoba dan terus ikut serta dalam membereskan PSSI bahkan tidak menutup kemungkinan terbentuk organisasi baru dan kompetisi baru dengan campur tangan pemerintah. Oleh karenanya, kemungkinan besar sanksi FIFA akan berlangsung lama untuk Indonesia.