Bidhuan.id – Plasenta previa merupakan suatu keadaan dimana ari-ari atau plasenta merekat pada dinding rahim yang mendekati leher rahim, sehingga menurupi jalan lahir baik itu menutupi sebagian atau keseluruhan. Plasenta previa apakah berbahaya ? Bisa dibilang kondisi seperti ini sangat berbahaya, pasalnya bisa membahayakan sang ibu dan juga janinnya sendiri.
Pada saat kondisi sedang hamil, akan tumbuh plasenta untuk menyalurkan nutrisi serta oksigen kepada bayi. Nah plasenta ini seharusnya berkembang menjauhi leher rahim, namun untuk kondisi plasenta previa kehamilan ini malah justru tumbuh disekitar leher rahim sehingga nantinya akan mempersulit kelahiran. Lalu bagaimana cara pencegahan plasenta previa ?
Plasenta Previa
- Apa Saja Gejala Plasenta Previa ?
Ada beberapa gejala plasenta previa yang harus diwaspadai oleh wanita yang sedang mengandung, diantaranya adalah pendarahan yang terjadi pada saat kehamilan mencapai usia 6 atau 7 bulan, dan biasanya tidak disertai rasa sakit. Pendarahan tersebut bisa terjadi terus-menerus apabila tidak dilakukan beberapa tindakan untuk mengatasinya. Untuk volumenya, darah bisa keluar dalam jumlah sedikit, dan lama-kelamaan bisa menjadi banyak.
Bahkan ada beberapa wanita yang mengalami kontraksi pendarahan disertai dengan rasa nyeri pada punggung, dan pusing karena kehilangan banyak darah. Namun ada juga yang mengalami plasenta previa, tetapi tidak ada pendarahan. Dalam keadaan seperti ini sebaiknya tetap jaga kondisi tubuh, hindari aktivitas yang membuat anda kelelahan.
- Penyebab Plasenta Previa Semakin Parah
Ada beberapa hal yang membuat keadaan ini menjadi jauh lebih parah apabila sang ibu sudah berada pada usia di atas 30 tahun. Sudah jelas, daya tahan tubuh sang ibu juga sudah menurun jika hamil memasuki usia tersebut. Atau bisa jadi sang ibu pernah mengalami hamil bayi kembar, pernah menjalani operasi Caesar atau rahim, serta wanita perokok dan pengonsumsi kokain secara berlebihan.
Dengan beberapa faktor diatas, perkembangan janin dengan plasenta previa tersebut bisa semakin parah dan beresiko. Apabila sang ibu sudah pernah mengalami plasenta previa sebelumnya, dan di kehamilan selanjutnya juga mengalami hal yang sama, maka bisa terjadi lebih parah.
Jenis-jenis Plasenta Previa
Berbicara mengenai jenisnya, maka plasenta previa ini ada 4 jenis. Beberapa diantaranya adalah :
- Plasenta Previa Partialis
Plasenta parvia partialis ini adalah jenis plasenta yang menutupi bagian ostium uteri internum. Namun hanya tertutup sebagian saja.
- Palsenta Letak rendah
Jenis plasena previa yang ini terjadi implantasi pada bagian segmen dibagian bawah rahim. Pada posisi ini plasenta berada di dekat ostium uteri internum, namun belum mencapai seutuhnya.
- Plasenta Previa Totalis
Untuk jenis yang ketiga ini, plasenta sudah menutupi ostium uteri internum secara keseluruhan. Sehingga sudah tidak ada jalan lahir untuk sang bayi nantinya.
- Plasenta Previa Marginalis
Yang terakhir, tepi plasenta ini berada di bagian pinggir dari ostium uteri internum. Tetapi belum menutupi seluruh bagian ostium.
Dan apabila dokter sudah positif memberikan pernyataan bahwa anda mengalami plasenta previa ini, maka sebaiknya harus cepat diatasi. Jika tidak nantinya akan semakin parah dan resiko yang diterima dari sang ibu serta janin juga akan semakin membahayakan. Biasanya dokter sudah mengetahui anda mengalami plasenta previa ini pada saat pemeriksaan USG usia kehamilan 18-21minggu (trisemester kedua).
Baca: Obat Penguat Kandungan Premaston – Cara Pemakaian, Dosis, Harga, dan Efek Sampingnya
Cara Mengatasi Plasenta Previa
Penanganan plasenta previa ini bisa dilihat dari sudah seberapa parah pendarahan yang dialami, umur dari janin yang dikandung, serta jenis previa apa yang dialami. Namun secara umum, sang ibu biasanya akan diberi perawatan intensif seperti pemasangan infuscairan NAcl sebanyak 2-3 kali, dan melakukan tranfusi darah.
Bisa juga diatasi dengan beberapa cara, diantaranya adalah :
- Perawatan konservatif
Ini adalah keputusan sang ibu yang ingin mempertahankan kehamilan pada usia maksimalnya, sehingga dilakukan beberapa perawatan untuk menangani dan mengistirahatkan ibu.
Perawatan ini sama seperti rawat jalan, jadi memang jarak rumah harus dekat dengan rumah sakit, agar perawatan lebih terkontrol dan sang ibu tidak terlalu lelah. Sang dokter akan memberikan penanganan-penanganan untuk mengatasi semua gejala yang dialami sang ibu seperti pendarahan, rasa nyeri dan sebagainya.
- Persalinan Perabdominal
Persalinan ini dilakukan dengan cara operasi untuk menyelamatkan bayi yang ada dalam kandungan. Biasanya penanganan pesalinan perabdominal ini dilakukan pada sang ibu yang mengalami plasenta previa totalis, jalan lahir sang bayi sudah tertutup utuh oleh plasenta.
Namun resiko nya memang banyak, yaitu sang ibu bisa mengalami pendarahan yang lebih banyak.
- Persalinan Pervaginam
Persalinan ini di lakukan apabila sang ibu mengalami plasenta previa marginalis, letak rendah dan plasenta previa lateralis. Yaitu jalan lahir belum tertutup oleh plasenta, tetapi memang plasenta berada di dekat jalan lahir. Jadi masih ada kemungkinan melahirkan secara norma pada pembukaan 4 cm dan bisa saja lebih.
Namun ada resiko kehilangan janin apabila sang ibu memutuskan untuk memilih persalinan pervaginam ini.
Informasi lengkap mengenai penyebab, gejala dan cara mengatasi plasenta previa ini bisa menjadi pembelajaran untuk anda. Lebih baik ketahui gejalanya sedini mungkin dan segera diatasi, agar tidak terjadi resiko yang membahayakan pada sang ibu dan janin.
Baca: Penyakit Preeklampsia (Keracunan Kehamilan) – Penyebab, Gejala dan Cara Penyembuhannya