Inilah Transkrip Lengkap Rekaman Setya Novanto dan Pimpinan Freeport

0
10834
papa minta saham

Inilah Transkrip Lengkap Rekaman Setya Novanto, pengusaha Reza Chalid dan Pimpinan Freeport, Maroef Sjamsoeddin yang beredar di dunia maya. Dalam narasi transkrip ini disebutkan pula Menko Polhukam Luhut Pandjaitan. Selain Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Megawati dan Prabowo sampai elit politik yang saat ini menjabat pun disebut-sebut dalam transkripnya.

Sebelumnya telah ramai di media sosial muncul rangkuman nama orang-orang yang disebutkan dalam transkrip lengkapnya.

@kurawa 30/11/2015 10:21:20 WIB Bocoran dikit rekaman full .... #papaMintaSaham 😆
@kurawa 30/11/2015 10:21:20 WIB :
Bocoran dikit rekaman full …. #papaMintaSaham 😆

Ternyata seperti dikutip dari detik.com, bocoran di media sosial mengenai jumlah nama-nama yang disebutkan cocok dengan transkrip lengkap yang sudah beredar saat ini.

Sekretaris FPG DPR Bambang Soesatyo membenarkan isi rekaman tersebut. Malahan, menurut Bambang isinya jauh lebih dahsyat dari transkrip rekaman yang beredar.

“Kurang lebih begitu isinya, tapi aslinya lebih dahsyat lagi,” kata Bambang yang mengaku sudah mendengar rekaman lengkap tersebut, saat berbincang dengan detikcom, Selasa (1/12/2015).

Ada yang telah merangkum dan membuat highlight isi rekaman tersebut dan menyebarkannya. Berikut isi rangkuman rekaman yang beredar:

– Sewaktu membicarakan pernikahan putra Jokowi, Reza menyebut “Bukan tanggal 12, kata Lucas. Pak Luhut pesen musti ketemu dia”.

– Sewaktu Reza menawarkan ke Setya Novanto untuk ikut terbang naik pesawat pribadi Reza, Setya sempat ragu bisa menemui Luhut di Solo dengan bilang begini: Pak Luhut kan… Pernyataan ini langsung dipotong Reza dengan menyatakan kedatangannya ke Solo hanya sebentar. Reza bilang “Gua sebentar, gua salaman, gua ketemu Pak Luhut terus gua kabur ke airport. Habis mau ngapain lagi lama-lama, yang penting buat kita nongol, salaman, ketemu Pak Luhut udah.”

– Sewaktu diundang silaturahmi pimpinan lembaga tinggi negara, Setya Novanto mengaku sewaktu membicarakan rencana divestasi Freeport, Luhut minta untuk dirundingkan. “Pak Luhut cuma bilang: kita runding”. Kepada Presiden Jokowi, Novanto mengaku sudah membicakan soal divestasi dengan Luhut. “Oh iya sudah Pak, Pak Luhut yang banyak memberikan pendapat.”

– Sewaktu acara silaturrahmi itu, Setya Novanto mengaku diminta presiden untuk bicara dengan Luhut. Novanto dalam rekaman mengaku diminta menghadap ke Luhut.  “Pak Ketua sudah bicara belum Pak Luhut”.

– Sewaktu membicarakan siasat untuk membangun usaha patungan PLTA yang akan memasok kebutuhan listrik ke Freeport, Reza menyebut kalau PLTA itu nanti yang memiliki saham Luhut. Maroef yang bertanya siapa yang memiliki saham perusahaan PLTA tersbut. Reza menjawab: “Ada nominenya, punya Pak Luhut”.

– Sewaktu Maroef minta jaminan 1 Juli 2015 harus ada sinyal perpanjangan ijin untuk Freeport bisa diberikan Indonesia, Reza menjawab begini: Habis itu Jumat ke Pak Luhut. Harus ditugasin itu dia. Kalau bisa tuntas dan minggu depan sudah bisa settlement”.

– Sewaktu Maroef Freeport meragukan ijin perpanjangan dapat diberikan, Setya Novanto berusaha meyakinkan kalau pengalamannya beberapa kali kerjasama dengan pemerintah selalu goal. Novanto bilang begini: “Tapi kalau pengalaman kita, artinya saya dengan Pak Luhut, pengalaman-pengalaman dengan presiden, itu rata-rata 99 % itu goal semua Pak. Ada keputusan-keputusan penting kayak Arab itu, bermain kita. Makanya saya tahu. Makanya Bung Reza begitu tahu Darmo, di-maintain, dibiayai terus itu Darmo habis-habisan supaya belok. Pinter itu”. Reza pun mempertegas pernyataan Setya dengan menimpali kalau hubungan Luhut denga Presiden Jokowi sangat dekat. Reza bilang gini: “Pak, Pak. Hubungan Pak Luhut itu dekat sekali dengan Pak Jokowi. Kalau kasih sign beliau keluar, kasih sign, eh beliau kayaknya begini gini, rahasia ya. Ngerti nggak. Paling nggak Pak, kalau saya bilang confirm on, kalau meleset saya habis Pak”.

– Sewaktu bicara soal divestasi saham Freeport kepada Indonesia sebanyak 30 % (9,3% diantara sudah direalisasikan, berarti masih ada sekitar 20%), Setya dan Reza berbalas pantun dengan menyatakan kalau Luhut sudah bertemu dengan Jim Bob di Amerika Serikat. Reza kemudian berinisiatif menawarkan formula pembagian saham 20% tersebut. Reza bilang begini: “Kalau gua, gua bakal ngomong ke Pak Luhut janganlah ambil 20%, ambillah 11% kasihlah Pak JK 9%. Harus adil, kalau enggak ribut”. Pernyataan Reza ini lalu ditimpali Setya dengan bilang: “Jadi kalau pembicaraannya Pak Luhut di San Diego, dengan Jim Bob, empat tahun lalu. Itu, dari 30 persen itu, dia memang di sini 10 %. 10 persen dibayar pakai deviden. Jadi dipinjemin tapi dibayar tunai pakai deviden. Caranya gitu, sehingga menggangu konstalasi ini. Begitu dengar adanya istana cawe-cawe, presiden nggak suka, Pak Luhut ganti dikerjain. Kan begitu. Sekarang kita tahu kuncinya. Kuncinya kan begitu begitu lho hahahaha. Kita kan ingin beliau berhasil. Di sana juga senang kan gitu. Strateginya gitu lho”. Ruang miting lalu diisi tawa terbahak-bahak.

– Setya selalu menyebut Reza adalah pengatur strategi, sedangkan kuncinya ada di tangan Setya sendiri dan Luhut. Setya berkisah pengalaman kerjasama dengan Luhut dalam meredakan ketegangan saat pemilihan Kapolri yang kita tahu Budi Gunawan sangat diinginkan Megawati. Hal ini menyebabkan seluruh fraksi DPR mendukung Budi Gunawan. Namun Jokowi pada waktu itu menolaknya. Ketegangan tersebut akhirnya ditengahi dengan menyerahkan posisi Budi Gunawan kepada Kapolri terpilih. Setya Novanto menyebut ia bersama Luhut merancang draf pernyataan presiden yang isinya 100% sama dengan yang disusun Luhut. Untuk meyakinkan Maroef, Novanto  bilang pengalaman ini harus dipakai. Novanto bilang begini: “Maksudnya saya pengalaman itu. Jadi kita harus pakai akal. Kita harus pakai ini. Kuncinya, kan ada kuncinya. Kuncinya kan ada di Pak Luhut, ada saya. Nanti lempar-lemparan. Ada dia strateginya (mengarahkan pandangan ke Reza Chalid). Mereka akan menggocek rencana ini.

– Sewaktu bicara soal ketegangan antara KMP dan KIH, Reza mengumpulkan petinggi KMP. Ada Prabowo, Ical, Hatta, Anis Matta dan lain-lainnya Luhut juga diundang. Luhut pun datang bersama timnya yang telah dipersiapkan kursi di bagian depan. Reza bilang gini: “Saya bilang itu, saat ini kita sudah kalah. Kalah Pilpres. Tapi kita akan balas tahun 2019. Cuma sekarang kita harus berdamai membangun negara. Jangan ikut (pemerintah). Presiden sama wapres enggak boleh diganggu. Saya bilang, kita cari makan. Sekarang Pak Luhut yang ada di sana, Ini temen-temen dan kita minta ikutlah Pak Luhut. Coba Pak Luhut sampaikan ke Jokowi. Kalau mau sepakat begitu kita dukung. Ini saran saya. Akhirnya sepakat pak malam itu, oke kita dukung Jokowi JK supaya sukses. Nanti 2019 ceritanya lain. Langsung deh pada dukung Jokowi, pada ketemu Jokowi semua. Prabowo apa dukung Jokowi. Sejak itu. Makanya Pak, DPR gak pernah ganggu Jokowi. Gak pernah ganggu Jokowi. Malah yang enggak mendukung Jokowi itu PDIP. KMP enggak,  semuanya mendukung. Itu kita happy juga sih. Kalau negara aman kita punyajalan. Tapi kalau ribut terus di palemen, pusing kepala. Bayangin sudah kurang aman negara, ekonominya ancur”.

–  Reza bercerita kalau kepada Marciano untuk tidak akan berkunjung lagi ke rumah Marciano karena takut ketahuan, sampai keadaan politik tenang, Setya Novanto menyeletuk begini: “Udah tahu lah, kan Pak Luhut lapor semua pertemuan itu kalau Bung Reza semua yang ngatur”. Pernyataan Novanto ini buru-buru ditimpali Reza pentingnya hubungan harmonis KMP dengan pemerintah. Reza bilang gini: ” Maksudnya biar harmonis, harmonis rukun. Kalau Pak Luhut kan sahabat lama. Ya udah kita duduk Pak Luhut.. Pak Luhut gak percaya. Belum cukup sama gue. Udahlah bisalah. Gua yang atur, gua jamin. Wah seneng banget, Pak Luhut ke Pak Jokowi. Nih si bos yang urus katanya. Dia mau bawa ke istana, Reza tolak. Wah kalau saya ke istana, ada yang motret. Tambah pusing kepala saya. Susah ini Pak, tukang gosip”

– Hubungan Setya Novanto, Reza Chalid dengan Luhut seolah sangat dekat. Setya dan Reza saling tektok untuk segera bertemu dengan Luhut. Ini dialog keduanya:

MS: Terima kasih waktunya. Kita tunggu anunya aja kepastian gimana, kelanjutannya
MR: Saya bicara Pak luhut, kira-kira apa. Terus oke, kita ketemu.
SN: Harus itu pak
MR: Saya akan bilang Pak Luhut
SN: Harus cepet. Karena kasihan beliau, Pak Luhut  dikasih tanggung jawab. Kasih tanggung jawab  share holder. Gimana caranya sukses, harus cari akal kan gitu.

[Baca : Beredar Link Download Rekaman Setyo Novanto Papa Minta Saham]

BACA JUGA