Saat ini warga Pulau Ai, Kepulauan Banda, Kabupaten Maluku Tengah dihebohkan oleh dengan fenomena perubahan warba air laut menjadi berwarna seperti darah, Minggu (21/6/2015). Sebenarnya hal ini telah terjadi di belahan dunia lainnya beberapa tahun lalu seperti terlihat dalam video di bawah ini. Ada beberapa kemungkinan penyebab dari semua ini.
Ini Penyebab Fenomena Air Laut Jadi Merah Darah di Maluku seperti dilansir harian Mirror dimana sama persis terjadi pada bulan November 2014 di Shenzen, provinsi Guangzhou, China. Seperti video di bawah ini.
Penyebab utama adalah adanya ganggang merah atau algae dimana merupakan jenis alga yang sel-selnya kaya pigmen phycoerythrin fenomena ini dinamakan Red tide. Walau pada waktu itu, nelayan disana beranggapan adanya musibah seperti darah yang berasal dari orang yang dimakan oleh hiu. Efek pertumbuhan algae yang booming secara tiba-tiba ini tidak berbahaya, namun pemerintah China waktu itu melarang untuk mendekat dan berenang di laut.
Selain di China juga terjadi di belahan dunia lainnya dari Prancis, Kanada dan lainnya yang dapat terjadi bukan hanya di laut tetapi di muara-muara sungai seperti video dibawah ini
Begitupula halnya di Laut Merah yang terletak antara Mesir dan Arab secara ilmiah warna merah disebabkan oleh algae berjenis Trichodesmium erythraeum yang berkembang. Walau adapula yang menjelaskan bahwa namanya berasal dari gunung yang kaya mineral di sekitarnya dan berwarna merah.
Seperti diketahui sebelumnya di Maluku, masyarakat setempat beranggapan bahwa hal ini merupakan pertanda adanya bahaya dan dikaitkan dengan hal mistis.
Khusus untuk di Maluku, memang perlu penelitian jenis algae apa yang menyebabkan perubahaan warna, yang jelas secara ilmiah ini bisa dibuktikan dan telah terjadi dibelahan muka bumi lainnya.
Penyebab ledakan populasi alga bisa beragam, mulai dari melimpahnya nutrien di laut atau yang disebut eutrofikasi hingga pemanasan global. Pemanasan global bisa menciptakan kondisi untuk algae yang lebih nyaman untuk memamah biak atau beregenerasi sel dengan cepat.
Jika terjadi lama maka otomatis ekosistem laut akan terganggu karena akan lebih banyak oksigen dibutuhkan untuk algae. Ada beberapa jenis algae yang menghasilkan zat yang membahayakan, oleh karenanya pengambilan sampel di laut Maluku mutlak diperlukan untuk mengetahui penyebabnya.
