Piala Presiden 2015 telah usai, lalu apa berikutnya? berikutnya adalah kembali mengingatkan bahwa status sepakbola Indonesia saat ini berada di bawah sanksi FIFA. Sanksi ini pun disikapi berbeda oleh kedua kubu baik Kemenpora maupun PSSI. Termasuk para suporter dan juga Netizen yang mulai beropini pasca beresnya turnamen Piala Presiden.
The JakMania dan Bobotoh Saja Akur, Kok PSSI dan Menpora tidak Bisa? tertulis dalam sebuah spanduk yang dibawa oleh seseorang yang mengaku sebagai suara dari suporter.
@suarasupporter : Tertuju untuk PSSI dan Menpora.
Opini lainnya pun mulai bermunculan dimulai dari bek senior Persipasi Bandung Raya, Nova Arianto
sudah saatnya pssi dan menpora duduk bersama utk sepak bola indonesia yg lbh baik,pemain butuh kompetisi bukan memikirkan membuat turnamen
— Nova arianto 30 (@ariantonova25) October 19, 2015
Kemudian diikuti oleh akun-akun lainnya yang memiliki banyak followernya
@KabarnyaBola
Kalo Bobotoh dan Jak Mania bisa Bersatu kenapa pak MENPORA & sama ketua PSSI tidak bisa berdamai demi mempersatukan lgi sepakbola tanah air?
@GIBOLofficial
Insya allah menunggu 1 bulan lagi ada turnamen. Ya turnamen terus sampai pssi dan menpora seiya dan sekata.
@GRStengah2x45
Giliran turnamen gagal, saling lepas tangan.. EO, BOPI, Transisi, Menpora | giliran ada turnamen sukses… tau sendiri deh gimana.. ;)
Lalu bagaimana menurut pendapat Menpora, Imam Nahrawi dan Ketua Umum PSSI, La Nyalla Mattalitti? terlihat keduanya masih bersikukuh teguh dalam pendirian masing-masing.
“Acara bisa meriah berkat dukungan masyarakat luas, tanpa ada PSSI,” kata Imam di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Minggu sore dilansir kompas.com.
“Semula itu kan Piala Indonesia Satu dan klub LSI nggak ada yang mau ikut. Setelah ada rekomendasi PSSI baru klub yang berkompetisi di LSI bergabung,” ujar La Nyalla dicatut dari tribunews.com.
Sebuah sindiran dan pertanyaan pun datang dari pelatih Persib, Djadjang Nurjaman,
“Pemerintah dan PSSI harus membuat sepakbola Indonesia kembali normal,” desak pelatih Persib Bandung, Djadjang Nurdjaman dikutip dari viva.co.id.
Belum lagi beberapa akun twitter berada di garis keras yang saling bersebrangan membuat semakin kisruh masa depan sepakbola Indonesia.
@IndoDivisiUtama :
1. Acara bisa meriah berkat dukungan masyarakat luas, tanpa ada PSSI,” kata Imam di Stadion Utama GBK Minggu (18/10/2015) sore
2. Sumpah gobl*ke super janc*k org satu ini, tanpa ada PSSI, apa matanya gak liat kedua finalis itu anggota PSSI, wasit ya PSSI
