Senada dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menginginkan tangkap orang yang bermasalah bukan membekukan PSSI. Ketua Umum PSSI, La Nyalla Matalliti berkomentar tentang kasus korupsi yang melanda FIFA melalui akun twitternya.
La Nyalla : Contoh FIFA bukan Hanya Tuduhan tapi Tangkap Orangnya itulah salah satu tweeps dari @LanyallaMM1 yang merespon atas tuduhan-tuduhan yang mendeskriditkan PSSI. Berikut adalah komentar lengkap La Nyalla.
Kasus korupsi yg melibatkan FIFA ini jelas mengejutkan sekaligus menyedihkan. Pihak berwajib harus mengusut masalah ini hingga tuntas.
Mayoritas kasus ini bermuara pada pemilihan tuan rumah Pildun 2018 di Rusia dan 2022 di Qatar, serta Piala Dunia 2010 lalu di Afrika Selatan
Para tersangka juga menerima suap terkait pengaturan hak siar dan penunjukan organisasi yang mengawasi penyelenggaraannya.
Jaksa penuntut di Amerika Serikat tidak menyebutkan adanya isu pengaturan skor dalam tindak kejahatan ini.
Tapi di Indonesia, kasus korupsi diFIFA ini dmanfaatkan pihak tertentu untuk mendikreditkan PSSI.
Saya sangat menyayangkan upaya pihak-pihak tertentu yang mengaitkan dua isu yang berbeda untuk menjatuhkan PSSI menjelang kongres di FIFA.
Penangkapan pejabat FIFA terkait bidding tuan rumah Piala Dunia, kecurangan pada lelang dapat terjadi di mana saja dan di institusi manapun.
Bukan hanya di sepak bola, jadi jangan kait-kaitkan hal ini dengan PSSI.
PSSI dengan tegas mengecam segala tindak kecurangan, termasuk pemerasan, korupsi, dan konspirasi. Sepak bola menjunjung tinggi azas fairplay
Saya pribadi sepakat bahwa tindakan tersebut telah mencoreng FIFA dan sepakbola secara umum. Karena itu,FIFA harus mengambil tindakan tegas.
Tidak ada tempat bagi segala bentuk kecurangan dan kejahatan di sepak bola.
Siapapun yang terlibat harus segera diberantas agar wibawa FIFA di mata dunia dan anggotanya, termasuk PSSI, bisa kembali tegak.
Satu hal yang patut di apresiasi dalam kasus FIFA ini adalah penindakan hukum yang memiliki bukti yang kuat bukan hanya tuduhan semata.
Tim sembilan kan sudah dibentuk dengan anggaran dari APBN 2 M (Uang rakyat) kemudian berkurang menjadi 600 juta. terus hasil kerja mana??
Contohin donk kasus FIFA ga perlu gembar – gembor berantas mafia, pengaturan skor dan tuduhan semata. langsung tangkap orangnya.
Saya sudah berulang kali menyatakan, PSSI sangat berterima kasih bila ada pihak, siapapun, yang membantu memerangi praktek match fixing.
Ayo bantu saya untuk memberantas. Bukan sebaliknya, justru seolah memberi stigma, kami atau sayalah pelakunya.
Lagi ketegangan memuncak kembali setelah kasus korupsi FIFA menjadikan dasar bobroknya PSSI. Dilain kesempatan, Wapres JK pun merekomendasikan senada dengan La Nyalla.
“Kalau FIFA kan yang diambil tindakan itu orang yang berbuat, kalau di Indonesia yang diambil tindakan PSSI-nya. Mustinya kalau salah kan orangnya, bukan organisasnya (PSSI),” kata JK, Jakarta, Kamis (28/5/2015) dilansir dari inilah.com.
Mari kita lihat kejutan apa lagi yang akan hadir baik itu dari pihak Kemenpora maupun PSSI menjelang keputusan FIFA besok.