Bidhuan.id – Terungkap nya peredaran vaksin palsu tentu akan membuat orang tua lebih waspada saat melakukan vaksinasi kepada anaknya. Apalagi banyaknya berita yang mengabarkan kalau vaksin palsu sudah beredar sejak 2003 dengan pendistribusian nya di seluruh Indonesia. Tentu, kita tidak ingin salah satu dari anak kita ternyata di suntik dengan vaksin palsu bukan?
Vaksinolog dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc-VPCD, mengatakan salah satu cara menghindari vaksin palsu yang dapat dilakukan ialah dengan meminta tenaga kesehatan terlebih dulu menunjukkan kemasan vaksin yang akan diberikan ke anak kita. Selain itu, tanya juga darimana vaksin yang akan dipakai itu berasal.
Meski, memang sulit untuk membedakan yang mana vaksin asli dan palsu. Hingga saat ini baik orang tua atau dokter sekalipun belum bisa membedakan keduanya secara kasat mata.
Biofarma mengatakan salah satu pembeda antara vaksin asli dan palsu ialah dari “Kemasan nya yang kasar dan tutup vial nya punya warna yang berbeda (tidak bewarna abu-abu)” seperti yang asli. Untuk produk vaksin Biofarma yang asli memiliki tutup bewarna abu-abu.
Selain itu, biasanya pada botol vaksin palsu “Nomor Batch tidak dapat dilihat dengan jelas”. Biofarma sendiri merupakan salah satu produsen vaksin yang produknya ikut dipalsukan.
Namun tetap saja untuk lebih pasti dalam membedakan yang mana vaksin asli dan vaksin palsu diperlukan uji laboratorium, kata Togi Junice Hutadjulu selaku Direktur Pengawasan Produksi Product Terapeutik Badan Pengawasan Obat Dan Makanan.
Untuk memastikan anak mendapatkan vaksin yang asli dr Aman Bhakti Pulungan, SpA (K), menyarankan agar orang tua sebaiknya membawa anak mereka ke fasilitas kesehatan milik pemerintah. Sebab Puskesmas atau rumah sakit dijamin menggunakan vaksin asli karena vaksin yang ada disana berasal dari distributor dan produsen yang resmi.
Vaksin palsu jelas bertentangan dengan standar Kementrian Kesehatan. Dilansir dari Tempo, para pelaku pembuat vaksin palsu mengatakan bahwa campuran vaksin palsu sendiri ialah antibiotik gentamicin dan cairan infus. Meski, bukan merupakan campuran yang membahayakan, namun dalam proses pembuatannya cenderung tidak steril sehingga dapat mengakibatkan infeksi, kata Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek. [Baca juga: Ini Gejala yang Muncul Akibat Anak Terkena Vaksin Palsu ]
Tak hanya itu, Aman Pulungan menambahkan, Vaksin palsu membuat anak tak kebal penyakit sebagaimana vaksin asli pada umumnya. Karena memang isinya hanya cairan yang tidak berfungsi sama sekali. Sebagai contoh, jika seorang anak disuntik vaksin palsu Hepatitis B, tentu anak tersebut menjadi tidak kebal terhadap hepatitis B.
Oleh karena itu, Menteri Kesehatan Nila menyarankan kepada orang tua untuk melakukan vaksinasi ulang bagi anaknya yang mendapat vaksin palsu. Para orang tua yang anaknya disntik oleh vaksin palsu dapat segera melapor ke dinas kesehatan di wilayahnya. Karena percuma saja, vaksin palsu tidak akan membuat anak kebal terhadap suatu virus. Vaksinasi ulang sendiri termasuk dalam program pemerintah dan diberikan secara gratis.