6 Fakta yang Wajib Diketahui Dokter dan Apoteker tentang Virus Zika. Wabah virus Zika menyebabkan kehebohan di dunia, terutama di kalangan ibu hamil di daerah endemik Zika. Saat ini muncul kekhawatiran tentang hubungan antara virus Zika dengan microcephaly.
Mikrosefali adalah cacat lahir di mana kepala dan otak bayi sering lebih kecil dari biasanya. Ciri lainnya terlihat seperti kejang, nafsu makan berkurang, gangguan pendengaran, masalah penglihatan, dan gangguan pertumbuhan.
“Infeksi virus Zika telah dikonfirmasi pada bayi dengan microcephaly, dan dalam wabah saat ini di Brazil, yang ditandai peningkatan jumlah bayi yang lahir dengan microcephaly telah dilaporkan,” menurut Centers for Disease Control dan Pencegahan (CDC) baru-baru ini dikutip dari pharmacytimes.com.
CDC menyarankan wanita hamil untuk mempertimbangkan menunda perjalanan ke daerah-daerah di mana penularan virus Zika sedang berlangsung. Jika mereka memutuskan untuk melakukan perjalanan, mereka harus mengambil semua tindakan pencegahan terhadap gigitan nyamuk.
El Salvador juga menyarankan perempuan untuk tidak hamil sampai 2018.
CDC memiliki 3 jenis pemberitahuan wisata (travel warning) bagi wisatawan dan penyedia layanan kesehatan. Tingkat 1 mendorong tindakan pencegahan biasa, peringatan level 2 merekomendasikan tindakan pencegahan ditingkatkan, dan tingkat peringatan 3 tidak disarankan wisata.
Saat ini, CDC telah meningkatkan Puerto Rico, Karibia, Meksiko, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan menjadi tingkat 2.
Diketahui pula ada laporan penularan Zika di Barbados, Bolivia, Brazil, Kolombia, Ekuador, El Salvador, Guyana Prancis, Guadeloupe, Guatemala, Guyana, Haiti, Honduras, Martinique, Meksiko, Panama, Paraguay, Saint Martin, Suriname, dan Venezuela, menurut Organisasi Kesehatan Pan Amerika (PAHO).
Apoteker dapat membantu mengenali gejala yang konsisten dengan penyakit Zika terutama untuk wanita hamil setelah kembali dari perjalanan mereka, serta meminta untuk memeriksakannya kepada dokter ahli kandungan.
Gejala virus penyakit Zika biasanya berlangsung beberapa hari sampai seminggu diantaranya demam, ruam, nyeri sendi, dan konjungtivitis,
Tak ada vaksin, atau obat untuk mengobati atau mencegah infeksi Zika. Kunci untuk menghindari virus adalah untuk mencegah gigitan nyamuk dengan menggunakan anti serangga/repellant, pakaian yang menutupi seluruh bagian tubuh, dan tinggal di dalam ruangan di mana ada layar pada pintu dan jendela.
Nyamuk ini biasanya menggigit pada siang hari, sama halnya dengan wabah yang terjadi pada demam berdarah dan chikungunya.
Dilansir BBC Indonesia, Virus Zika awalnya ditemukan pada monyet-monyet di Hutan Zika, Uganda, pada 1947. Kasus pertama yang dialami manusia terjadi di Nigeria pada 1954, tapi tidak sampai menyebar. Zika mulai mewabah di Pulau Yap, di Kepulauan Mikronesia, Pasifik, pada 2007.
Para tenaga kesehatan harus mulai waspada dan mencari informasi lebih mengenai virus Zika, khususnya bagi Apoteker dan Dokter yang akan terlibat langsung terhadap pasien Zika. Terlebih virus Zika telah terdeteksi di Jambi pada tahun 2015.
Lembaga Biologi Molekuler Eijkman pertama kali menemukan ada virus Zika di Indonesia. ”Awalnya ada wabah dengue (demam berdarah) di Jambi pada Desember 2014-April 2015. Kami diminta memeriksa 103 sampel darah pasien yang diduga kena dengue itu,” kata Deputi Direktur Eijkman Herawati Sudoyo di Jakarta, Jumat (29/1) dikutip kompas.com.
Klik halaman berikutnya