Fakta Sebenarnya Bedak Tabur Mengandung Talk yang Sebabkan Kanker. Kandungan bedak tabur baik untuk bayi, anak, maupun dewasa pada umumnya mengandung talk (talcum). Beberapa media online mulai mengangkat berita bahwa talk bisa memicu terjadinya kanker ovarium.
Mari kita telusuri disitus yang khusus membahas permasalahan kanker di dunia, cancer.org. Disini dibahas bukti-bukti ilmiah apakah benar penggunaan talk berbahaya bagi kesehatan terutama kanker.
Talk adalah mineral terdiri dari unsur utama seperti magnesium, silikon, dan oksigen. Talk memiliki kemampuan untuk menyerap kelembaban dengan baik dan membantu mengurangi gesekan, sehingga berguna untuk menjaga kulit kering dan membantu mencegah ruam. Hal ini banyak digunakan dalam produk kosmetik seperti bedak bayi dan tubuh orang dewasa dan bedak wajah, serta di sejumlah produk konsumen lainnya.
Dalam bentuk alami, beberapa bedak mengandung asbes (asbestos), zat diketahui menyebabkan kanker di dalam dan sekitar paru-paru bila terhirup. Semua produk bedak yang digunakan di rumah-rumah di Amerika Serikat telah bebas asbes sejak 1970-an. Bagaimana dengan di Indonesia?
Saat ini muncul kekhawatiran tentang kemungkinan adanya hubungan antara bedak dan kanker yang telah difokuskan pada:
- Apakah orang-orang yang memiliki eksposur jangka panjang untuk serat talk alami di tempat kerja, seperti penambang talk, berada pada risiko lebih tinggi terkena kanker paru-paru karena banyak menghirup talk?
- Apakah wanita yang menerapkan bedak secara rutin di daerah genital memiliki peningkatan risiko kanker ovarium?
Apakah bedak tabur menyebabkan kanker?
Untuk menjawab apakah bedak terkait dengan kanker, penting untuk membedakan antara bedak yang mengandung asbes dan bedak yang bebas asbes. Bedak yang memiliki asbes memang akan menimbulkan kanker jika terhirup. Saat ini sudah tidak digunakan dalam produk konsumen modern. Namun, bukti tentang bedak bebas asbes untuk produk yang saat ini tersebar masih belum jelas.
Para peneliti menggunakan 2 jenis utama dari studi untuk mencoba mencari tahu apakah zat atau paparan menyebabkan kanker.
Studi laboratorium: Dalam penelitian yang dilakukan di laboratorium, hewan yang terkena zat (sering dalam dosis yang sangat besar) untuk melihat apakah hal itu menyebabkan tumor atau masalah kesehatan lainnya. Para peneliti juga mungkin mengekspos sel-sel normal dalam sebuah piring lab untuk melihat apakah hal itu menyebabkan jenis perubahan yang terlihat pada sel-sel kanker. Hal ini selalu tidak jelas apakah hasil dari jenis penelitian akan berlaku untuk manusia, tetapi penelitian laboratorium adalah cara yang baik untuk mengetahui apakah suatu zat mungkin saja menyebabkan kanker.
Hasil penelitian di hewan (tikus, tikus, dan hamster) untuk bedak bebas asbes dalam berbagai cara memiliki hasil yang beragam, dengan beberapa formasi menunjukkan tumor dan lain-lain tidak menemukan apapun.
Studi pada manusia: Studi klinis yang melihat tingkat kanker di kelompok orang yang berbeda. studi ini membandingkan tingkat kanker pada kelompok terpapar zat untuk tingkat dalam kelompok tidak terkena, atau membandingkannya dengan apa tingkat kanker yang diharapkan akan di populasi umum. Tapi kadang-kadang bisa sulit untuk mengetahui apa hasil penelitian ini berarti, karena banyak faktor lain yang mungkin mempengaruhi hasil.
Kanker Ovarium
Hasilnya beragam dan masih di wilayah kontroversial. Beberapa penelitian menunjukan bedak tabur memicu kanker pada ovarium jika partikel bubuk (diterapkan pada daerah genital atau pembalut, diafragma, dan kondom) yang kemudian merambat melalui vagina, rahim, dan saluran tuba untuk ovarium. Adapula yang tidak memiliki efek berbahaya.
Penelitian seperti ini dianggap bias karena mengandalkan memori seseorang penggunaan bedak bertahun-tahun sebelumnya.
Kanker paru-paru
Beberapa penelitian dari penambang talc dan pabrik telah menunjukan peningkatan risiko kanker paru-paru dan penyakit pernapasan lainnya, sementara yang lain tidak menemukan peningkatan risiko kanker paru-paru. Studi-studi ini menunjukan fakta bahwa talc dalam bentuk alami dapat mengandung berbagai jumlah asbes dan mineral lainnya, tetapi bedak yang beredar saat ini telah dimurnikan dalam produk konsumen.
Tidak ada peningkatan risiko kanker paru-paru yang telah dilaporkan dengan penggunaan bedak kosmetik.
Kanker lainnya
Penggunaan bedak bisa terkait dengan kanker lainnya, meskipun tidak semua mungkin link dengan kanker lainnya telah dipelajari secara ekstensif.
Beberapa penelitian menunjukan keterbatasannya dalam melihat kemungkinan adanya hubungan antara paparan bedak terhirup di tempat kerja dan kanker lainnya, seperti kanker perut. Tetapi tidak ada bukti kuat dari link tersebut pada saat ini.
Kesimpulannya
Bedak alami yang mengandung asbes atau sebuah golongan mineral yang berfiber terbukti berbahaya sebabkan kanker dalam dosis tinggi atau terkekspos lama seperti penambang talk. Namun pada saat ini, pemerintah Amerika Serikat telah melarang peredaran bedak tabur mengandung Asbes begitupula di Indonesia yang berbasis ke FDA Amerika. Hati-hati untuk produk ilegal yang tidak teregistrasi di Badan POM.
Intinya gunakan dengan bijak dan sesuai peruntukannya, terkadang bayi ingin bermain-main dengan bedak dan bahkan mengkonsumsinya.
Walaupun penelitian masih diperlukan, selama talk tidak terekspos dan masuk ke vagina, kemudian saluran ovarium maka sejak itu pula resiko akan terhindar. Artinya gunakanlah secara wajar ke daerah genital bidhuaners.
Saat ini beredar pula bedak yang tidak mengandung talk tetapi berbahan polisaksakarida seperti pati jagung (corn starch) yang memiliki daya serap lebih baik. Bahkan saat ini banyak polisakarida yang dikembangkan sebagai bahan dasar kosmetik terutama karena kemampuannya yang mudah terdegradasi dan diterima oleh kulit.