Seorang Apoteker Berperan Dibalik Kisah Suksesnya Aplikasi Musik Ohdio. Perkembangan industri musik di tanah air terus berkembang dari waktu ke waktu. Aplikasi streaming musik Indonesia karya anak bangsa, ohdio.fm baru-baru ini berhasil mencuri perhatian para pecinta musik Indonesia.
Aplikasi yang bisa didapat melalui smartphone berbasis android, windows, dan juga IoS versi Beta ini telah didownload ribuan orang. Seperti dikutip tempo.co, Ohdio.fm yang telah hadir sejak tahun 2013, merupakan situs radio online penyedia lagu-lagu Indonesia yang dapat didengarkan dengan gratis.
Daftar lagu di situs ini dikelompokkan berdasarkan mood, genre, periode, dan aktivitas penggunanya. Sehingga pengguna tinggal memilih mood atau playlist yang sesuai dengan suasananya, tanpa harus memilih lagu yang ingin didengarkan.
Sementara itu Yoga Nandiwardhana, CEO Ohdio seperti diberitakan kompas.com, menjelaskan salah satu fitur ohdio yakni Radio Artis bisa memudahkan pendengar Ohdio mencari lagu kesukaannya. Tapi bukan itu saja, pengguna bisa mendengarkan lagi dari atis lain yang mungkin bakal disukainya.
Saat ini, ohdio mendapatkan suntikan dana dari Pranala Grup yakni sejumlah perusahaan yang bergerak di bisnis digital.
“Kami sangat senang dapat bergabung dengan keluarga Pranala. Tentunya, banyak yang bisa dilakukan bersama-sama dan dipelajari juga bersama. Mudah-mudahan baru ini dapat terus memperkuat Ohdio untuk ke depannya.” ujar Co-Founder Ohdio Ario Tamat dikutip dari dailysocial.id (16/2).
Ternyata dibalik kesuksesan aplikasi ini, ada seorang Apoteker, Arie Mochamad Prasetyo sebagai IT Developer dan juga salah seorang Co-Founder Ohdio yang berhasil diwawancarai bidhuan.id.
“Sebenarnya Ohdio berdiri sekitar awal 2012. Saya bergabung awal tahun 2013, menggantikan salah satu co-foundernya yang keluar di akhir 2012. Ohdio.fm resmi diluncurkan ke pengguna di pertengahan 2013.” jelas Arie yang juga seorang lulusan Apoteker tahun 2003 dari Universitas Padjadjaran.
“Co-founder Ohdio ada 4 orang. Dua bertugas mengurus bisnis dan produk, satu bertugas di desain dan komunikasi visual. Lalu saya sendiri, bertugas di teknologi dan pengembangan aplikasi” lanjutnya
Arie juga menambahkan bahwa Ohdio juga memiliki beberapa situs hasil kreasinya yang mendukung situs ohdio.fm.
“Produk kita sudah bertahan selama hampir 4 tahun. Dan juga ada beberapa spinoff products: musikselamanya.com, lagugalau.com, orgasmara.com, lagu90an.com, dan lain-lain.” kata Arie menambahkan.
Ohdio dan beberapa produk tersebut berada dibawah naungan perusahaan PT. Ohdio Inovasi Digital. Arie ternyata belajar secara otodidak yang berawal dari hobi IT semasa kuliah di Sarjana Farmasi.
“Mulai belajar IT sejak masih kuliah, sekitar tahun 1997-1998. Waktu itu internet baru booming. Warnet baru bermunculan. Awalnya iseng-iseng aja belajar coding membuat webpage, dengan sistem HTML dan CSS.” jelasnya.
Beruntung baginya karena pembimbingnya sewaktu masa kuliah, Prof Dr Yudi Padmadisastra, Apt mendukung penuh membuat penelitian berbasis IT pertama pada tahun 1999.
“Mulai belajar pemrograman, web server, dan database secara serius sewaktu hendak tugas akhir. Waktu itu saya nanya ke Pak Yudi Padmadisastra selaku pembimbing, apakah boleh membuat sebuah software untuk keperluan produksi obat/industri. Dan kata beliau boleh. Jadi lah saya mahasiswa yang lulus dengan salah satu judul/topik TA paling nyeleneh dalam sejarah Farmasi Unpad” ucapnya bersemangat menjelaskan kisah hidupnya semasa kuliah.
“Saya masih ingat judul skripsinya, Sistem Database Perencanaan Produksi Tablet Parasetamol. Dulu bikinnya aplikasinya sudah web-based. Menggunakan teknologi Microsoft IIS, Microsoft Active Server Pages dan Microsoft Access. Dan setelah lulus skripsi itu sempat dipresentasikan di seminar Farmakoinformatika internasional” lanjutnya bangga.
Pria yang sempat bekerja di Laboratorium Klinik ini ternyata memutuskan untuk fokus di bidang IT setelah dirinya menerima tawaran pembuatan website dari beberapa perusahaan di Luar Negeri.
“Saya ga cocok kerja kantoran dengan jam kerja yang strict. Kalo jadi developer kayak sekarang jam kerjanya kan fleksibel. Saya biasanya mulai coding dari jam 1 siang sampai jam 9 malam. Jadi bisa dibilang sejak lulus apoteker awal 2003, sampai sekarang saya full kerja sebagai software developer.” Ujar Arie.
Diakhir wawancara akhirnya Arie memberikan sedikit wejangan untuk perkembangan dunia farmasi berbasis IT.
“Harapannya sih dunia farmasi, terutama yang berhubungan dengan pelayanan ke pasien, bisa lebih mendayagunakan teknologi informasi. Sekarang rasanya masih kurang. Entah karena keengganan pihak industri pelayanan kesehatannya, atau memang belum ada tenaga/perusahaan yang bisa menjembatani antara kebutuhan industri kesehatan dan industri teknologi informasi.” tutup Arie.
Arie juga memberikan pesan agar lebih mencintai produk dalam negeri karya anak bangsa. Khususnya untuk para Apoteker di dalam dan luar negeri bisa mencoba menggunakan fitur ohdio di smartphone para bidhuaners. Keunggulan produknya adalah bisa didengarkan dengan gratis dan legal.