5 Pertanyaan Penting Sebelum Membeli Produk Suplemen di Apotek

0
2814

3. Apakah pasien menggunakan suplemen agar tubuhnya menjadi lebih baik, lebih cepat, dan lebih kuat?

Meningkatnya jumlah dan ketersediaan suplemen olahraga membuat Apoteker di Apotek harus bisa memberikan edukasi terhadap konsumen dengan menyeimbangkan dengan fakta ilmiah yang ada.

Creatine, bantuan ergogenic paling populer, telah terbukti efektif dalam semburan singkat aktivitas atletik intensitas tinggi dengan menggunakan energi dari sistem energi ATP-PC. Namun, creatine tidak berguna untuk kegiatan berbasis ketahanan seperti lari jarak jauh.

Kafein adalah suplemen energi lain yang populer, tetapi potensi efek ergogenic zat ini cenderung lebih disebabkan sebagai stimulan sistem saraf pusat dan terkait penurunan persepsi dari pengeluaran energi.

Sementara itu, beberapa peneliti menemukan bahwa pria yang menggunakan suplemen yang mengandung suplemen energi dikonsumsi adalah pria yang kurang percaya diri. Diketahui juga adanya kelainan dalam pola makan.

Intinya adalah apoteker harus mengawasi untuk pria yang membeli dalam jumlah yang berlebihan untuk suplemen binaraga. Dari sisi konsumen pun harus diperhatikan agar tidak mengkonsumsi supplemen tidak sesuai dengan dosis yang dianjurkan.

4. Apakah suplemen aman?

Sebagian besar vitamin dan suplemen dapat aman bila digunakan sebagaimana mestinya, Apoteker harus memastikan kepada konsumen bahwa label yang tertera di produk suplemen memperhatikan efek samping, indikasi, kontra indikasi dan keterangan ilmiah penting lainnya.

Tanyakan kepada pasien mengenai kondisi dan riwayat kesehatan saat ini. Pasien mengambil obat resep, wanita hamil atau menyusui, orang-orang dengan kondisi medis yang serius, dan pasien dengan alergi harus sangat diperhatikan dalam konsumsi suplemen.

Di Indonesia, produk import sering menjadi kebanggaan untuk dikomsumsi pasien. Padahal beberapa ditemukan adanya senyawa kimia obat yang tidak diinginkan.

“Menurut FDA, produk suplemen yang paling mungkin terkontaminasi dengan bahan-bahan kimia adalah obat herbal yang dipromosikan untuk menurunkan berat badan dan untuk peningkatan kinerja seksual atau atletik,” jelas Dr Coates direktur Kantor NIH dari Dietary Supplements.

5. Apakah suplemen berinteraksi dengan obat resep pasien?

Suplemen dapat mengganggu proses metabolisme obat yang tepat dari beberapa obat resep, dan sebaliknya.

Banyak peneliti percaya bahwa interaksi obat-suplemen tidak mudah dikenali atau dikelola, yang bisa menjadi faktor yang berkontribusi terhadap terapi efektif, efek samping, dan peningkatan risiko kekurangan atau toksisitas yang merugikan dan mempengaruhi kondisi kesehatan pasien.

Contoh interaksi obat-suplemen potensial meliputi:
· Vitamin A, vitamin E, dan vitamin K dengan warfarin
· Besi dengan tetrasiklin dan fluoroquinolones
· Kalsium dengan kortikosteroid
· Ginseng dengan agen antidiabetes
· Melatonin dengan inhibitor monoamine oxidase, selective serotonin reuptake, dan antidepresan trisiklik

Apoteker juga memiliki peran penting untuk menjawab pertanyaan tentang potensi interaksi suplemen-obat.

Jadi jelas, bagi konsumen yang akan membeli produk suplemen kesehatan pastikan tanyakan langsung kepada Apoteker di Apoteknya jangan langsung percaya terhadap SPG yang hanya mengejar jumlah produk terjual.

BACA JUGA