Perusahaan Farmasi Takeda dan Sanofi Mulai Menguji Vaksin untuk Zika. Penyebaran virus Zika dengan cepat mulai terlihat dibeberapa daerah di Amerika. Takeda Pharmaceutical Co, produsen obat terbesar di Asia mulai fokus terhadap penelitian untuk menemukan vaksin yang bisa melumpuhkan virus Zika.
Perusahaan yang berbasis di Osaka, Jepang ini telah melakukan kerjasama dengan beberapa organisasi kesehatan internasional. Seperti dikatakan Rajeev Venkayya, presiden unit bisnis vaksin perusahaan Jepang dalam sebuah wawancara yang dikutip dari bloomberg.com.
Belum dijelaskan apakah Rajeev akan membuat vaksin sendiri atau berkolaborasi dengan perusahaan lainnya. Saat ini telah terbentuk Tim yang terdiri dari delapan orang dan dipimpin oleh Rajeev. Sebelumnya Rajeev adalah asisten khusus untuk Presiden AS George W. Bush untuk pertahanan serangan biologi di Gedung Putih.
Perusahaan asal Jepang ini sudah memiliki program vaksin yang memerangi penyakit yang berada dalam keluarga virus yang sama seperti Zika. Kini akan mulai uji coba tahap akhir dari vaksin demam berdarah tahun ini. Kedua virus menyebar dengan spesies yang sama melalui nyamuk dan berbagai gejala yang sama.
Selain itu, perusahaan raksasa farmasi Prancis Sanofi yang berbasis di AS Inovio Pharmaceuticals Inc juga mulai bekerja meneliti vaksin untuk memerangi Zika. Para peneliti sedang mempelajari hubungan yang mungkin terjadi antara Zika dengan lonjakan kasus mikrosefali, cacat lahir yang menyebabkan bayi lahir dengan kepala abnormal kecil. [Baca : 6 Fakta yang Wajib Diketahui Apoteker dan Dokter tentang Virus Zika]
WHO, Senin (1/2) menyatakan bahwa wabah di Amerika Latin adalah keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional. Penemuan Vaksin yang efektif untuk virus Zika membutuhkan waktu yang lama bisa sampai setahun bahkan lebih.
“Kami melihat ini sangat serius,” kata Rajeev.
Perusahaan Sanofi lebih berada didepan setelah dalam press releasenya kemarin menyatakan bahwa Unit vaksin yang menguji Zika telah mendapatkan persetujuan pada bulan Desember di Brasil dan Meksiko untuk inokulasi pertama di dunia terhadap dengue.