Satu hal lagi kegiatan yang berbeda dan jarang terjadi di Perguruan TInggi di Indonesia. Di Jepang tenaga manusia sangat mahal minimal kampus harus mengeluarkan ¥200.000 atau sekitar 20 jutaan untuk menggaji seorang cleaning service. Bagaimana solusinya? Mahasiswa disini di didik untuk membersihkan dan membuang sampah sendiri, bahkan sensei pun turut ambil bagian. Bukan hanya di dalam kampus di luar kampus pun rutin diadakan kegiatan ini. Kali ini saya akan bercerita bagaimana rutinitas buang sampah yang dilakukan mahasiswa dan senseinya di Jepang.
1. Kegiatan membersihkan ruangan dan membuang sampah terjadwal
Percis seperti kegiatan kita di SMU ataupun SLTP yang setiap hari murid-muridnya membersihkan kelasnya. Hanya disini kegiatan diakukan setiap minggu dan dosennya pun ikut terlibat. Setiap departemen atau jurusan memiliki hari khusus di setiap minggunya untuk membersihkan dan membuang sampah. Waktunya di pagi hari dimulai pk. 08.00-08.30, tidak boleh ada kegiatan apapun selain membersihkan ruangan. Sempat suatu saat saya di tegur karena bukan waktunya untuk melakukan penelitian.
2. Mengikuti standar ISO
Berapa jumlah sampah yang akan di buang harus terdokumentasi, karena tong sampah disini sudah disediakan khusus jadi sampah sudah terpisah berdasarkan jenisnya, pencatatan dilakukan berdasarkan jenis sampahnya, kemudian plastik sampah diberi tanda asal departemennya.
3. Membuang sampah sesuai jenisnya
Kampus telah menyediakan tempat pembuangan sampah khusus sesuai jenis sampahnya, yang nantinya akan di angkut oleh mobil sampah dari pemerintah setempat.
Opini :
Suatu solusi yang bisa dilakukan kampus di Indonesia untuk menekan anggaran dalam menggunakan jasa cleaning service. Suatu hal yang sepele tapi sulit di terapkan di Indonesia, alasan nya klasik mengurangi lapangan pekerjaan. Itulah sebabnya kenapa orang Jepang sangat care terhadap sampah dan selalu terlihat bersih dimanapun, mereka dididik dari mulai tingkat TK sampai Perguruan Tinggi untuk peduli terhadap lingkungan.