Memang buat yang terbiasa dengan kondisi klinik dan apotek di indonesia komentar pertamanya adalah aneh, tapi setelah dipikir-pikir inilah kondisi ideal di negara maju yang sepatutnya diterapkan di indonesia.
Berawal dari kecelakaan kecil ketika membersihkan ikan beku, sirip ikannya masuk ke kuku telunjuk, dan ga bisa dikeluarkan karena udah ga beku lagi, ya kejadian bodoh… Maklum pertama kali membersihkan ikan hehe
Dengan diantar temen orang Jepang, pergilah ke klinik terdekat
1. Tidak ada klinik 24 Jam
Hanya rumah sakit lah yang memiliki pelayanan 24 jam terutama bagian emergensinya. Rata-rata buka pada waktu jam kantor yaitu Pk.09.00 – Pk 17.00 beberapa klinik khusus seperti klinik gigi buka di jam-jam tertentu. DIsini tidak ada tuh dokter praktek di rumah pribadinya.
2. Klinik hanya meresepkan obat
Kalau bahasa di indonesia nya tidak boleh dispensing… nah loh ga ada medical representatif tentunya disini yang mengejar ngejar ngasih komisi ke dokter ya hehe… Disini biasanya doter akan memberikan dosis yang lebih rendah dari yang selalu kita gunakan di indonesia pertanda bahwa kita sudah dicekoki dosis yang besar ya d Indonesia apalagi untuk antibiotik tidak sembarangan meresepkan antibiotik.
3. Klinik dan apotek berdekatan
Seperti gambar diatas, dimana ada klinik disitu ada apotek. Maksimal berjarak 100 m alias tidak terlalu jauh.
4. No pharmacy no services bukan hanya slogan
Ya disini bukan hanya slogan, apoteker tampil didepan. Pengalaman saya waktu itu, mereka berusaha menjelaskan dengan bahasa inggris yang seadanya untuk diminum sesuai petunjuk dokternya.
6. Asuransi kesehatan sangat membantu
Semua penduduk wajib memiliki asuransi kesehatan, dan akan membayar tagihannya setiap tahun di awal bulan Juli. Untuk saya pribadi dimana zero tax perbulan 1.800 yen sekitar 200 rb rupiah tapi mendapatkan fasilitas potongan 70% di fasilitas kesehatan pemerintah atau sebagian swasta. Sebagai contoh, waktu itu saya harus membayar 5.800 yen hanya untuk operasi kecil akibat musibah bodoh ini hehe.. 600 rban, berarti kalau tanpa asuransi sekitar 2 jtan… waw mahal ya, ya iyalah kalo dirupiahin soalnya disini pendapatan minimum pekerja juga 20 jutaan perbulan.
7. Gaji apoteker besar
Gaji apoteker disini hitunganya jam yaitu 2.500 yen/jam atau sekitar 280 rban/jam, wajar ya karena sekali berobat waktu itu dengan asuransi sekitar 4.000 yen atau 420 rban alias sekitar 1.3 jutaan tanpa asuransi, kali lagi jangan di rupiahin, ga bakal cukup buat standar gaji PNS hehe
8. Tiap konsumen apotek punya buku medical record
Ini yang bisa kita contoh dan praktekan, konsumen kita bukan rata-rata memiliki medikal rekord di klinik atau rumah sakit di sini di apoteknya..seperti gambar diatas contohnya.
9. Apotek tidak melayani penjualan obat tanpa resep
Ini yang sulit kita lakukan di indonesia ya, beli antibiotik saja seperti beli permen hehe
Semoga bermanfaat, selamat menunggu postingan berikutnya. [Baca : Begini Protap Klinik Spesialis Mata di Jepang]
Salam kenal semua, jangan lupa like fan page facebook bidhuan dan follow twitternya ya :)
Kurang lebih sama dengan di Saudi.. malah kalau di saudi, klinik atau rumah sakit selalu memberikan garansi untuk pasiennya.. setelah diperiksa, diberikan resep (sama dengan di Jepang, tidak ada kerja sama antara dokter dengan produsen obat), pasien diminta untuk datang bbrp hari kemudian untuk follow up.. follow upnya gratis.. sampai 2 kali follow up..
Berarti yang aneh itu di Indonesia ya teh :) kebalik