Suka Duka Mahasiswa Farmasi Malaysia yang Lulus Kuliah di Indonesia. Jumlah mahasiswa asing yang memilih kuliah di Indonesia terus mengalami peningkatan. Terutama dari negeri jiran, Malaysia. Tercatat hingga tahun 2016, sekitar 6500 mahasiswa Malaysia menuntut ilmu di Indonesia dan program studi Farmasi salah satu pilihan pendidikannya.
Beberapa Universitas ternama di Indonesia yang telah terakreditasi Jawatan Perkhidmatan Awan Malaysia (JPA) seperti Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) telah menerima mahasiswa dari Malaysia. Akreditasi ini penting sebagai prasyarat mereka dapat melanjutkan pelatihan lanjutan selama 1 tahun sebagai Provisional Registered Pharmacist (PRP).
Bidhuan.id berkesempatan mewawancarai salah satu lulusan terbaik dari Fakultas Farmasi Unpad, Karen Low Ka Ling.
1. Alasan memilih kuliah farmasi di Indonesia?
Saya adalah jenis “adventurous” terutama untuk memperoleh pengalaman hidup di luar negeri. Ada beberapa hal yang membuat pengalaman kuliah di luar negeri ini berbeda. Pertama, perbedaan adat dan budaya. Kedua, peluang untuk berinteraksi dengan teman-teman seangkatan dari latar belakang berbeda. Saya juga mendapatkan banyak “feedback” positip dari senior-senior yang sudah kuliah di Indonesia. Selain itu, saya juga mendapatkan tawaran daripada JPA, dan biaya kuliah sudah ditangungi.
2. Lulusan Farmasi tahun berapa?
Lulusan Farmasi Tahun 2015
3. Kesan ketika kuliah di Indonesia?
Tinggal di luar negeri adalah suatu pengalaman yang tak terlupakan bagi kehidupan saya. Saat menjejakkan kaki di kampus, saya masih tidak bisa berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dan agak sukar untuk mengutarakan kemahuan atau takut untuk bertanya. Tetapi setelah disambut teman-teman seangkatan yang ramah mesra dan sering diajak untuk belajar bareng, amin setelah beberapa bulan sudah bisa bertutur lancar. Selain itu, dosen- dosen semua juga sangat peramah dan sering membantu apabila dalam kesulitan. Makanan di Indonesia adalah suatu yang tidak dapat saya lupakan. Walaopun, susah untuk beradaptasi dan setelah berbulan bulan diare, akhirnya pada tahun kedua sudah dapat menikmati makanan-makanan khas Indonesia.
3. Bagaimana system pendidikan farmasi di Malaysia, mengapa tidak mengambil program apoteker di Indonesia?
Sebenarnya saya memiliki 2 pilihan, tawaran dari JPA malaysia di Unpad dan universitas awam Malaysia, (Universitas Malaysia Sabah) tetapi bukan program sarjana yang saya minati.
Sistem pendidikan di Malaysia berasaskan “clinical pharmacy” dan “hospital pharmacy”. Adalah sangat berbeda daripada sistem pendidikan di Indonesia dimana berasaskan “industrial pharmacy”. Di malaysia juga mempunyai “hospital attachment” di saat program sarjana seperti pada “program apoteker Indonesia”
4. Lulusan farmasi dari Indonesia apakah langsung bisa bekerja di Malaysia?
Bisa, karena Universitas Padjadjaran adalah salah satu universitas yang diakreditasi di malaysia. Semua lulusan farmasi harus menjalani latihan wajib selama 1 tahun (Provisional Registered Pharmacist, PRP) sebelum menjadi “Fully Registered Pharmacist, FRP” yang seterusnya akan bertugas selama 1 tahun lagi (1+1).
6. Sekarang bekerja dimana dan sebagai apa?
Hospital Melaka, Malaysia. Provisional Registered Pharmacist.
7. Sedikit cerita tentang teman yang lulus dari Indonesia, sekarang bekerja dimana saja?
Kebanyakkan masih di Malaysia bertugas sebagai PRP dan, teman seangkatan yang lain ada masih menunggu “posting” untuk menjadi PRP.
8. Harapan, pesan, dan kesan mengenai dunia pendidikan farmasi di Indonesia
Dunia farmasi adalah sesuatu yang menantang dan menarik. It’s certainly not for the weak heart.
It’s a wonderfull experience, and I had never regret it until now. Especially the warmness of the people. And all the help i had receive to be whom i am today. Thank you UNPAD!