Video Mata Najwa Edisi Dibui Tanpa Jeruji yang Banjir Pujian dari Netizen

0
3753
Video Mata Najwa Edisi Dibui Tanpa Jeruji yang Banjir Pujian dari Netizen

Video Mata Najwa Edisi Dibui Tanpa Jeruji yang Banjir Pujian dari Netizen. Tayangan Mata Najwa selalu dinanti para penggemarnya, di edisi tadi malam tidak seperti biasanya. Netizen mulai memuji dan menganggap sebagai tema terbaik.

“Keren, salah satu tema terbagus yg pernah @MataNajwa angkat ke publik. Eksil, sebuah cerita yg akan mnjadi pembelajar besar utk indonesia” tulis @aaquido

“Terima kasih @MataNajwa telah memberi pengetahuan sejarah yg tak pernah diketahui masyarakat Indonesia” timpal @RizallNur

“@MataNajwa terimakasih atas pengetahuan malam ini, semoga pelajaran sejarah di indonesia mengajari sejarah bukan kebencian @NajwaShihab” tulis @ekko_saputtra

Berikut adalah kutipan lengkap edisi ini dirangkum dari akun twitter resmi @MataNajwa.

Karena stigma terhadap PKI, ribuan orang tak bisa pulang dan kembali. Terasing dan jauh dari tanah kelahiran, dipaksa hilangkan status ke-Indonesia-an. Diusir tanpa proses pengadilan, karena kesalahan yang tak pernah dibuktikan.Betapa tragis dibuang dari kampung halaman, menanggung kerinduan hingga maut menjelang.

Kini sudah 50 tahun berlalu, haruskah kutukan ditanggung hingga anak dan cucu?
Inilah Mata najwa, Dibui Tanpa Jeruji. #MataNajwa

“Saya tidak ada penyesalan dan bahkan rasa dendam (terhadap pemerintahan ORBA) juga saya gak punya,” Rony Marton

Sudah bergabung di meja Mata Najwa, Koentyo Soekadar, eskil korban 65 yg sudah 19 tahun terakhir kembali ke Indonesia.

“Saya dikirim ke Ceko saat berumur 22 tahun, dgn status mahasiswa ITB, belajar 3 tahun,” Koentyo Soekadar

“Bung Karno berkata, kami dikirim belajar ke LN utk menyumbangkan semua yg dipelajari utk rakyat Indonesia,” Koentyo Soekadar

@MataNajwa : “Saya ke luar negeri meninggalkan istri dan anak yang berusia 3 bulan,” Koentyo Soekadar #MataNajwa
@MataNajwa : “Saya ke luar negeri meninggalkan istri dan anak yang berusia 3 bulan,” Koentyo Soekadar #MataNajwa

“Dengan janji dalam waktu tiga sampai empat tahun akan kembali ke Indonesia, untuk jadi lurah,” Koentyo Soekadar

“Saat tragedi 65, sampai 3-4 tahun putus dengan keluarga. Kirim surat kemana mana, putus sama sekali,” Koentyo Soekadar

“Yang paling saya sedihkan adalah bahwa ketika itu istri saya harus menyembunyikan identitas saya,” Koentyo Soekadar

“Nama & tgl lahir anak saya diubah, istri menikah lagi, supaya jejak saya hilang. Itu yang paling membuat sedih,”Koentyo Soekadar

“Saya bisa memafkan semuanya. Tapi ini (berpisah dgn keluarga) tak bisa dimaafkan. Itu sangat pribadi,” Koentyo Soekadar

“Bapak juga harus tidak mengakui saya adalah anaknya. Ini namanya bersih lingkungan, dan itu saya sesalkan,” Koentyo Soekadar

“Tahun 1978 mendapatkan kewarganegaraan Jerman, setelah sebelumnya mendapatkan ijin pengungsi,”Koentyo Soekadar

“Tahun 86 saya baru bisa pulang ke Indonesia, tapi belum bertemu anak karena ketika itu masih ketakutan,” Koentyo Soekadar

“Ketika akhirnya bertemu pada tahun 87, itu juga masih asing dengan anak sendiri,” Koentyo Soekadar

“(Harapan) pembunuhan massal supaya tidak sampai terjadi lagi kepada siapapun dan oleh siapapun,”Rony Marton

“Susah bagi bangsa Indonesia utk maju sangat cepat, dia akan melingkar saling menuduh ini menuduh itu tidak jelas,” Rony Marton

“Saya tidak butuh permintaan maaf, itu juga tidak kembali,” Koentyo Soekadar

“Yang terpenting dalam aksi-aksi pemerintah, supaya untuk kepentingan rakyat,” Rony Marton

@MataNajwa Rony Marton, menyanyikan lagu Indonesia Pusaka. #MataNajwa
@MataNajwa
Rony Marton, menyanyikan lagu Indonesia Pusaka. #MataNajwa

Setengah abad sudah berlalu sejak tragedi 65, namun stigma bagi mereka yg dituduh PKI, itu masih ada

Berniat ziarah di kampung halaman di Pesisir Selatan, Sumbar, tapi Tom Iljas dideportasi krn dianggap meresahkan

@MataNajwa Tlh hadir di studio Wendra Rona Putra,Pengacara LBH Padang& Yulia Evina Bhara, pendamping Tom Iljas. #MataNajwa
@MataNajwa
Tlh hadir di studio Wendra Rona Putra,Pengacara LBH Padang& Yulia Evina Bhara, pendamping Tom Iljas. #MataNajwa

“Pada 10 Oktober, kami ber-5 salah satunya Bung Tom minta ditemani utk pulang kampung karena mau ziarah,” Yulia Evina Bhara #MataNajwa

“Keesokan harinya kami menengok rumah Bung Tom yang ada di situ kemudian ziarah ke makam ibunya, Siti Mawar,” Yulia Evina Bhara

“Lalu berbekal laporan KOMNAS HAM, Bung Tom juga ingin ziarah ke makam ayahnya, di kuburan massal,” Yulia Evina Bhara #MataNajwa

“Ada yg mengaku bisa menemani krn tahu posisi tempat itu karena dulu adalah pemilik tanah yg lama,” Yulia Evina Bhara

“Namun pemilik tanah yg baru dan kepala kampung tdk mengizinkan utk berdoa di lahan (yg diduga kuburan massal),” Yulia Evina

“Tiba-tiba ada 20 orang yang ada disitu yang akhirnya kami ketahui adalah intel dari kepolisian,” Yulia Evina Bhara #MataNajwa

“Lalu kami pergi, karena tidak diberikan ijin, tiba-tiba dihadang oleh mobil di depan jalan dengan melintang,” Yulia Evina Bhara #MataNajwa

“Kunci mobil diambil, kita dipaksa turun dan dibawa ke kantor polisi,” Yulia Evina Bhara #MataNajwa
Mata Najwa

“Kami diintrogasi selama hampir 24 jam, tidak ada sebenarnya pasal yang bisa dikenakan pada kami,” Yulia Evina Bhara #MataNajwa

Alasannya mau diamankan, karena kami meresahkan, menganggu keamanan sehingga kami diamankan,” Yulia Evina Bhara

“Di Polres Pesisir Selatan, kami diperlakukan seperti kriminal, tas digeledah, diintimidasi, dibentak-bentak,” Yulia Evina Bhara

“Saya sebenarnya juga bingung sepertinya polisi pun tidak tahu dengan apa yang mereka cari,” Wendra Rona Putra

“Tapi terlihat disitu adalah murni bukan pengamanan, tapi penangkapan sewenang-wenang,” Wendra Rona Putra

@MataNajwa Telah terhubung melalui Skype dengan Tom Iljas dari Stockholm, Swedia. #MataNajwa
@MataNajwa
Telah terhubung melalui Skype dengan Tom Iljas dari Stockholm, Swedia. #MataNajwa

“Saya sebenarnya sudah sering pulang, tiap tahun saya pulang ke kampung, terutama waktu ibu saya masih hidup,” Tom Iljas

“Tapi mengenai kuburan massal ayah saya, itu tidak pernah tahu tempatnya,” Tom Iljas

“Ada saksi yang tahu persis di mana kuburan massal itu, di mana tempat ayah saya terkubur,” Tom Iljas

“Karena itu saya sempatkan(pulang) utk tahu tempatnya, menandainya, setidaknya tahu koordinatnya,” Tom Iljas

“Sama sekali tidak (menyangka reaksinya seperti ini). Juga tuduhan akan membuat film dokumentasi, itu tidak benar,” Tom Iljas

“Karena utk membuat film dokumentasi harus digali, ada dokter forensik, dan perijinan-perijinan,” Tom Iljas #MataNajwa

“Jadi sama sekali tidak ada pikiran untuk membuat dokumentasi, dan tidak ada persiapan untuk itu juga,” Tom Iljas #MataNajwa

“Jadi tujuan pokoknya hanya ziarah, waktunya tdk lebih dari 20 menit,” Tom Iljas #MataNajwa

“(Soal intimidasi pascakejadian) kami mndengar kabar yg di Padang rumahnya didatangi tentara,kontrakan sy juga,”Yulia Evina Bhara #MataNajwa

“Kami masih didatangi oleh orang2 yg menanyakan, ‘ini siapa, aktifitasnya apa, apa yang mereka,” Yulia Evina Bhara #MataNajwa

“Besar sekali keinginan untuk datang ke Indonesia,rasanya sakit sekali sampai kadang terbawa mimpi,”Tom Iljas #MataNajwa

“Saya biasanya hampir tiap tahun pulang, terlebih saat ibu saya masih hidup. Skrg kemungkinan itu tertutup sm sekali,” Tom Iljas #MataNajwa

“Sepertinya tdk masuk akal bagi saya. Saya lahir dan dibesarkan di situ (Pesisir Selartan) sekarang tak bisa pulang,” Tom Iljas #MataNajwa

“Kami mendesak Menkum-HAM, untuk mencabut daftar cekal Tom Iljad krn itu merupakan kewenangannya,” Wendra Rona Putra. @RonaWendra #MataNajwa

“Harapan kami, Tom Iljas bisa kembali mengunjungi Indonesia di saat-saat mungkin akhir hidupnya,” Wendra Rona Putra #MataNajwa

Tanggapan dari Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly atas kasus Tom Iljas #MataNajwa

“Ada permintaan dari lembaga resmi yang meminta beliau (Tom Iljas) utk dideportasi dan dicegah tangkal,” Yasonna Laoly. #MataNajwa

“Mudah-mudahan, setelah itu (masa cegah tangkal berakhir) beliau dapat kembali ke Indonesia,” Yasonna Laoly.

Telah hadir juga Bonnie Triyana (Sejarawan), Hamid Awaluddin (Mantan Menteri Hukum dan HAM) serta Nur Kholis (Ketua Komnas HAM). #MataNajwa

“Mereka para eksil kalau mau pulang sebagai turis, itu ironisnya. Mereka tak punya pilihan,” Bonnie Triyana #MataNajwa

“Waku itu pilihannya memang mendukung pemerintah Orba, yang sangat tidak mungkin bagi mereka,” Bonnie Triyana #MataNajwa

“Pada masa Orba, mereka berada di sebuah bui yg tidak ada jeruji besinya,” Bonnie Triyana #MataNajwa

“Tapi saya kira mereka punya semangat loyalitas, dan juga dedikasi pada Indonesia bahkan sampai sekarang,” Bonnie Triyana #MataNajwa

“Melalui UU Kewarganegaraan, membuka peluang bagi saudara-saudari kita yang di luar kembali menjadi WNI,” Hamid Awaluddin. #MataNajwa

“Mereka yg kehilangan kewarganegaran bisa kembali mjd WNI tanpa proses naturalisasi dlm kurun waktu 2006-2009,” Hamid Awaluddin. #MataNajwa

“Yang banyak menggunakan kemudahan ini adalah para pemimpin atau aktivis GAM yang tersebar di seluruh dunia,” Hamid Awaluddin. #MataNajwa

“Butuh proses lama untuk meyakinkan mereka (eksil) pulang ke Indonesia, dgn jaminan tidak ada apa2,”Hamid Awaluddin. #MataNajwa

“Karena kita tidak mampu menyelesaikan masa lalu kita, kita tersandera dengan masa lalu kita sendiri,” Nur Kholis. #MataNajwa

“Yg kemudian sy menyaksikan kesaksian tadi, bahwa akan menjadi beban berat bagi bangsa ini utk melangkah lebih maju,”Nur Kholis. #MataNajwa

“Saya kira sebenarnya secara hukum di RI ini pintu rekonsiliasi itu sudah terbuka lebar,” Hamid Awaluddin. #MataNajwa

“Tdk ada lagi stigma, tdk ada larangan bagi keluarga atau mantan yg dilabeli PKI utk berpartisipasi dlm politik,” Hamid Awaluddin.#MataNajwa

“Keluarga atau org yg kita label sbg eks-PKI sudah bisa memilih dan sudah bisa dipilih. Itu luar biasa,” Hamid Awaluddin. #MataNajwa

“Pengakuan dari eksil yg tdk menuntut kata-kata maaf, itu luar biasa. Itu adl esensi rekonsiliasi,” Hamid Awaluddin. #MataNajwa

“Negara hrs menyatakan penyesalan atas peristiwa masa lalu. Di mana negara seharusnya hadir ttp negara tdk hadir,” Nur Kholis. #MataNajwa

Cuplikan film Surat dari Praha. @SuratDariPraha @GlennFredly #MataNajwa

Film Surat Dari Praha, terinspirasi dari kehidupan para eksil di luar negeri #MataNajwa

Film yang mengandalkan riset panjang, menggali memori para eksil yang kini sudah memasuki masa senja. #MataNajwa

@MataNajwa Telah hadir,Sutradara film Surat Dari Praha,Angga Dwimas Sasongko & @GlennFredly, musisi yg jg Produser film ini.
@MataNajwa
Telah hadir,Sutradara film Surat Dari Praha,Angga Dwimas Sasongko & @GlennFredly, musisi yg jg Produser film ini.

“Ada satu film pendek karya sutradara Farishad Latjuba berjudul ‘Klayaban’, bercerita soal eksil,” Angga Dwimas Sasongko. #MataNajwa
“Saya menonton itu ketika awal kuliah, dan kemudian film itu terekam di memori saya,” Angga Dwimas Sasongko. #MataNajwa

“Akhirnya munculah ide Surat dari Praha ini, sampai akhirnya kami ke Praha bertemu langsung dgn para eksil,” AnggaSasongko. #MataNajwa

“Untuk waktu yang cukup lama kita mengikuti kehidupan mereka (eksil) dan kemudian terkoneksi,” Angga Dwimas Sasongko. #MataNajwa

“Kita bisa ngerasain apa yg mereka rasakan, apa yg mereka lihat, dan apa yg ingin mereka sampaikan,” Angga Dwimas Sasongko. #MataNajwa

“Kami mencoba terjemahkan dalam sebuah skenario film, dan kemudian muncul film Surat dari Praha,” Angga Dwimas Sasongko. #MataNajwa

“Penting sekali bagi sebuah generasi utk tahu identitas negaranya, tahu masa lalunya,” @GlennFredly #MataNajwa

“Pada sebuah posisi di mana apa sih nasionalisme bukan cuma mengenai Merah Putih bukan hanya 17 Agustus,” @GlennFredly #MataNajwa

“Ketika menceritakan ide film ini ke orang lain, muncul tanggapan ini sensitif, luka lama ngapain diangkat lagi,” AnggaSasongko. #MataNajwa

“Saya rasa soal sensitif dan luka lama, ini pendekatan yg dibangun ORBA sekian puluh tahun,” AnggaSasongko. #MataNajwa

“Dan menurut saya setelah Reformasi untuk tidak takut lagi bicara mengenai ini (komunis),” Dwimas Sasongko. #MataNajwa

“(Melalui film Surat Dari Praha) harapannya generasi skg tidak takut dengan sebuah keputusan yg diambil,”@GlennFredly #MataNajwa

“Mereka (anak-anak muda) menolak untuk takut, memilih untuk berdiri tetap melihat masa depan,” @GlennFredly #MataNajwa

“Masa depan itu harus rebut, harus dikejar, dicari dan diupayakan sedemikian rupa,” @GlennFredly #MataNajwa

“Terbukti hari ini, 2 eksil korban 65 yg muncul itu sgt menginspirasi bahwa mereka tetap memberi yang terbaik,” @GlennFredly #MataNajwa

“Utk apa sebuah generasi dibangun tapi diwarisi dgn dendam masa lalu, kita tidak akan berjalan,” @GlennFredly #MataNajwa

“Sebuah bangsa akan terus muter2 di situ aja dan saya jelas tdk mau menerima dan diwarisi dendam2 masa lalu,” @GlennFredly #MataNajwa

Berikut adalah video mata najwa edisi Dibui Tanpa Jeruji dari media youtube dan juga catatan akhir mata najwa.

https://www.youtube.com/watch?v=6y5LlRwGxeU

Catatan #MataNajwa
@MataNajwa 27/01/2016 21:27:43 WIB
1.Ribuan anak muda pergi belajar ke luar negeri, dikirim oleh pemerintah Indonesia yang resmi. #MataNajwa

2.Setelah Presiden Sukarno tumbang, banyak yang tak bisa kembali pulang. #MataNajwa

3.Tak jelas apa dosa dan kesalahan, kewarganegaraan dicabut tanpa melalui pengadilan. #MataNajwa

4.Hanya bisa pasrah di tanah pengasingan, sembari menahan rindu yang tak tertanggungkan. #MataNajwa

5.Ribuan orang dipisah paksa dari keluarga, banyak yang meninggal tanpa sempat lagi bersua. #MataNajwa

6.Indonesia sebenarnya juga merugi, kehilangan ribuan sarjana yang berpotensi. #MataNajwa

7.Orang-orang terpelajar yang disia-siakan, karena transisi politik yang mematikan. #MataNajwa

8.Zaman sudah banyak berubah, namun kebencian belum sepenuhnya enyah. #MataNajwa

9.Mereka hanya ingin bebas untuk kembali, mungkin ingin dikubur di negeri sendiri. #MataNajwa

10.Indonesia adalah Tanah Air kita, dan Indonesia juga tumpah darah mereka. #MataNajwa

BACA JUGA