Menunggu Jawaban Ibu Menkes Dari Surat Terbuka “Bacotmu Begitu Keji?”

0
5661
menkes nila surat terbuka

Saat ini media sosial diramaikan dengan surat terbuka yang mengharukan dari Afni Zulkifli, Ibu dari seorang Putri berusia 3,5 tahun yang terkena kabut asap di Riau. Afni menganggap Menteri Kesehatan, Nila F Moeloek terlalu banyak berbicara tanpa melihat terlebih dahulu fakta sebenarnya.

Netizen Menunggu Jawaban Ibu Menkes Dari Surat Terbuka “Bacotmu Begitu Keji?”. Dalam surat Afni menceritakan bahwa kalimat pernyataan dari Ibu Menkes dianggapnya keterlaluan dan tidak berperasaan. Menurutnya, pihak Menkes tidak mendapat informasi yang valid. Tenda darurat untuk penanganan bencana akibat kebakaran hutan dan mengenaia masker N95 pun disinggungnya. Berikut adalah surat terbukanya.

Kepada Yth: Menkes Nila F Moeloek
Bu Menteri, Mengapa Bacotmu Begitu Keji?

Selamat pagi Bu Menteri Kesehatan. Sehatkan? Bagaimana udara rumah Ibu di Jakarta sana? Pasti segar ya.

Sedari kecil saya dididik orang tua untuk selalu berkata santun dan sopan. Tapi apa yang Ibu katakan tentang kami para korban asap, sungguh sudah keterlaluan! Kebangetan! Gak punya perasaaan!

Sudah dua kali Ibu Menteri menyakiti hati kami.

Pertama, saat Ibu mengatakan bahwa kualitas udara di Riau masih belum berbahaya. Padahal beberapa harisebelumnya, BNPB menyatakan bahwa kualitas udara kami sudah jauh melewati level berbahaya. Bagaimana bisa seorang Menkes tidak mendapat informasi valid kesehatan suatu Provinsi, apalagi menyangkut ancaman kesehatan bagi 6,3 juta manusia yang ada di dalamnya. Bu Menteri, kami sedang setengah mati di sini, tapi engkau seperti setengah hati di sana.

Beberapa hari kemudian Ibu meralat pernyataan. Kemudian mengakui bahwa kualitas udara Riau sudah berbahaya dan langsung mengirim bantuan obat-obatan. Pernyataan itu sangat telat namun kami coba memaafkan.

Tapi kemarin, kenapa Ibu mengeluarkan pernyataan bodoh lagi. Ibu mengatakan bahwa masker yang paling tepat penggunaannya saat asap adalah masker biasa. Itu lho, yang warnanya hijau dan harganya seribu perak. Bukan jenis N95.

Apakah Ibu pernah mencoba, memakai masker hijau ketika partikel asap sampai jelas nyata terlihat depan mata? Sakit Bu! Sakitnya sampai ke paru-paru saat asap menyelinap masuk dari masker hijau itu. JELAS masker itu bukan standart saat kualitas udara sudah merusak seperti saat ini.

Lalu mengapa dari kemarin-kemarin, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan banyak pakar kesehatan, merekomendasikan masker N95 saat terjadi bencana. Bagaimana bisa statment para ahli, yang menyangkut keselamatan banyak nyawa, bisa saling berbeda.

Bu Menteri, ini soal nyawa lho! Tolong jangan bercanda. Kalau Ibu selaku pemerintah tak sanggup memberikan kami masker standart bencana, ngaku aja! Jangan berdalih dengan statment membodohi.

Tapi itu bukan kalimat paling menyakitkan. Ini Bu, saya kutip dari salah satu portal berita, kalimat dari bacotmu itu:

”Dijelaskan Nila, penggunan masker N95 lebih tepat pada saat terjadi bencana atau kejadian luar biasa,”.

Astaga Bu Menkes, apakah 57 ribu nyawa rakyat Riau yang sudah bertumbangan ini, belum cukup membuka mata hatimu?!? Apakah engkau punya cucu Bu, yang harus termengap-mengap mencari udara segar setiap saat? Apakah engkau pernah, akan tidur dan bangun tidur, harus berdamai dengan asap yang ada di mana-mana? Apakah engkau pernah, merasakan 24 jam, siang dan malam, hanya menghirup asap! asap! dan asap!

Statmentmu begitu santai Bu Menteri. ‘Rakyat kalo ada asap, masuk rumah ya’. Kalo cuma itu, ketua RT kami pun biasa ngomong begitu, tapi Ibu itu sekelas Menteri Lho….! *Saya gagal paham.

Ayolaaaaah Bu, anda itu seorang Menteri Kesehatan. Bahkan tugas dalam sumpah jabatan, Anda bertanggungjawab menjaga kesehatan setiap warga negara Indonesia. Kami tidak sedang sakit Bu, tapi sudah sekarat karena azab asap. Bukan sehari dua hari, ini sudah lebih dua bulan!

Pernyataan Anda seolah ingin menutup kebobrokan pelayanan kesehatan selama Riau ditetapkan tanggap darurat bencana. Tapi mengapa harus mengeluarkan pernyataan yang menyakiti hati rakyat Bu?

Bu Menteri, jelaskan kepada kami, saat rakyat ingin berobat karena asap, mengapa tenda-tenda penanganan darurat bencana, ada di lapangan terbuka. Hellloooooo Bu Menteri, kita sedang menghadapi asap, bukan gempa. Asap masuk ke tenda-tenda. Gak layak Bu. Gak layak!

Jelaskan pada kami, bagaimana bisa obat kadaluarsa diberikan kepada korban asap? Mengapa untuk rawat inap pasien terdampak asap, masih dipungut bayaran? Mengapa tidak ada woro-woro tentang bahayanya partikel asap, sehingga anak-anak yang tidak sekolah, justru berkeliaran di jalan-jalan. Mereka sedang mengantar nyawa.

Bu Menkes, Anda itu seorang Menteri Kesehatan. Pernahkah anda mengunjungi korban-korban di lokasi bencana asap?? Ini sudah lebih dua bulan anak-anak kami tidak sekolah. Puskesmas kami diserbu pasien. Bayi-bayi, anak-anak, orang tua lanjut usia dan kami semua yang ada di Riau, harus hidup dalam udara berkualitas berbahaya. Tidak adakah terketuk pintu hatimu, untuk mengunjungi kami di sini?

Ayolah Bu, datanglah ke Riau. Kalau Ibu tak ada uang, biarlah saya bayarkan. Saya yakin Bu, banyak sekali rakyat Riau bersedia membayarkan tiket Ibu. Tapi tolong, nanti jangan tinggal di hotel ya Bu. Mari coba sesekali hirup asap bersama kami di sini dan silahkan pakai masker kuemu yang warna hijau itu. Rasakan rasanya!

Bu Menkes, masyarakat di luar sana, pasti akan mengatakan kami lebay menghadapi bencana ini. Bayangkan saja, saat kami teriak-teriak meminta masker standart bencana dan mengabarkan bagaimana sakitnya menghirup partikel asap ini berhari-hari, Anda yang seorang Menteri Kesehatan dengan entengnya berkata ”Asap belum berbahaya dan maskernya cukup biasa saja, toh ini belum bencana luar biasa,”.

Bacotmu BUuuuuu oh Buuuuuuu….Saya tak habis pikir, bagaimana bisa bacot seorang menteri kesehatan sekeji itu ?!?!?

Semoga Allah Swt selalu memberimu sehat Bu Menteri.

Salam
Afni Zulkifli, Ibu dari seorang Putri berusia 3,5 tahun.

Surat tersebut adalah sebuah tanggapan dari Menkes yang menjawab surat terbuka berjudul “Indonesia, Rakyat Riau memanggilmu untuk N95. Rakyat Sekarat karena Asap!” dilansir dari okezone.com.

“Masker ini jadi begini ya, dari perhimpunan dokter ahli paru, mengatakan itu (masker yang diberikan-red) sudah terbaik. Kalau masker N95 itu susah untuk bernafasnya,” kata Nila di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (7/10/2015).

“Jadi masker yang biasa itu bisa, masih masuk udara, kita bisa bernafas. Partikel besar masih tertahan di masker. N95 itu untuk bencana sebenarnya. Jadi untuk kesehatan kami pakai masker itu (biasa). Tapi kalau mau pakai N95 boleh saja. Tapi hati-hati saja. Itu yang saya bilang,” terangnya.

“Enggak, enggak ada [penghematan anggaran-red]. Di BNPB N95 ada di mereka, di kami N95 sudah kami berikan. Pak Teten KSP jelaskan nanti. Masker itu kasihkan semua. Enggak ada penghematan. Kan ada penyimpanan obat-obat kalau ada kejadian, kita selalu ada cadangan sudah keluarkan semua,” tandasnya.(okezone)

Berikut adalah beberapa tanggapan dari Netizen :

@rahma0902 09/10/2015 17:06:03 WIB
Bu menkes bu menkes 😩😩😩, jd mbok mbok rempong saja lah jgn jd mentri

@vaniez_ 09/10/2015 23:50:35 WIB
Beginikah sikap dr seorang yg menyandang Menteri Kesehatan? Duh malu sm kucing deh, kalo tutur katanya bgtu!

@Yachsya 09/10/2015 23:54:26 WIB
Pungsinya masker klo di Jakarta utk tutup mulut

@SAlsubangi 08/10/2015 20:30:56 WIB
sampe mau nangis…bu menkes…ilmunya di mana yaa???

Saat ini belum ada pernyataan resmi dari pihak Menkes. Akan diupdate kemudian di halaman ini.

BACA JUGA